Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memaknai Pemeliharaan Tuhan dalam Dilema Sosial dan Hidup yang Penuh Misteri

1 April 2022   09:56 Diperbarui: 1 April 2022   10:48 953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memaknai Pemeliharaan Tuhan dalam Dilema Sosial dan Hidup yang Penuh Misteri (Foto ilustrasi oleh molochkomolochko dari Pexels)

Namun, kita perlu merenungkan bahwa banyak hal dalam hidup ini memang tidak akan dapat kita pahami. Hal-hal yang seperti itu biarlah tetap menjadi misteri, keingintahuan dan rasa penasaran kita juga perlu dikendalikan.

Bila tidak ada aksi yang signifikan bisa kita lakukan untuk mengubah keadaan, setidaknya kita bisa merenung dan berdoa. Kelemahan dan ketidakmampuan kita untuk menjadi "berbeda" dengan sekitar kita yang sudah semakin banyak lumrahnya adalah tantangan aktual dari nilai-nilai keyakinan tradisional kita.

Diperhadapkan dengan banyak pilihan yang tak pasti di luar sana sungguh rasanya seperti domba yang diutus ke tengah-tengah serigala. Atau jangan-jangan kita pun tanpa sadar telah menjadi serigala yang hanya sedang kalah bersaing dengan serigala lainnya, dan merimanya sebagai sesuatu yang lumrah?

Ada sebuah permenungan yang bisa kita gali untuk menjawab pertanyaan itu. Permenungan itu terinspirasi isi kitab 1 Petrus Pasal 1 ayat 13 sampai 21. Bahan ini penulis peroleh dari bahan ibadah keluarga yang dikirimkan oleh ibu.

Setidaknya ada empat hal yang bisa kita peroleh sebagai motivasi agar tetap mampu menjadi berbeda, tidak menjadi serigala bagi sesama, dari permenungan itu.

1. Berusaha untuk Selalu Menjalani Hidup yang Diperbaharui

Ciri-ciri manusia yang hidupnya selalu diarahkan untuk diperbaharui adalah dengan menjaga hati dan pikirannya dalam menghadapi tantangan setiap hari. Waspada dalam menghadapi cobaan hidup, menyandarkan harapannya kepada berkat dan pemeliharaan Tuhan.

2. Berusaha untuk Hidup Tidak Tercela

Hidup tercela atau tidak adalah sebuah jarak yang dibentuk oleh pilihan-pilihan dalam hidup. Pilihan itu berada di antara hidup menurut keinginan (kecenderungan) hati serta keinginan jasmani kita sendiri dan hidup yang bersandar kepada pemeliharaan Tuhan.

Sungguh tidak mudah untuk memilih jalan hidup yang tidak bercela itu. Bahkan mungkin kita tidak akan mampu hidup tanpa cela.

Namun, bila tujuan hidup kita diarahkan untuk bersadandar kepada pemeliharaan Tuhan maka pilihan itu seharusnya tampak dalam tingkah laku dan tutur kata. Sekuat apa pun kita mencoba memoles tampilan luar segala sesuatunya, kita sejatinya selalu akan dapat dikenali dari pilihan kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun