Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Sekilas Potret Situs Cagar Budaya Putri Hijau di Desa Sukanalu Simbelang

20 Maret 2022   19:40 Diperbarui: 21 Maret 2022   05:16 4871
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanah longsor di sekitar situs cagar budaya Putri Hijau desa Sukanalu Simbelang (Dok. Pribadi)

Namun, mereka pun tetap melanjutkan perjalanan hingga sampai di sebuah tempat bernama Pancur Gading, yang kini termasuk wilayah Kecamatan Sibiru-biru, Kabupaten Deli Serdang. Kabar pun segera sampai ke istana Sultan Deli, bahwa Putri Hijau telah tiba di Tanah Deli.

Lagi menurut cerita, seekor burung mengabarkan tibanya Putri Hijau di kerajaan Melayu kepada raja Aceh. Rupanya kecantikan Putri Hijau yang tersohor juga telah lama sampai ke kerajaan Aceh.

Pangeran kerajaan Aceh pun berkeinginan meminang Putri Hijau menjadi istrinya. Lalu diutuslah delegasi ke Tanah Deli untuk menyampaikan maksud itu.

Diceritakan bahwa delegasi kerajaan Aceh itu bertemu dengan Putri Hijau di sebuah daerah yang dinamakan Pasir Putih. Putri Hijau menyatakan bahwa dia bersedia menerima pinangan itu kalau pangeran kerajaan Aceh dapat memenuhi syarat yang diajukannya.

Sebetulnya syarat itu adalah sebuah penolakan secara halus. Sebab Putri Hijau merasa yakin bahwa sang pangeran tidak akan mampu mengabulkan permintaannya. Putri Hijau meminta disediakan kaca untuk tempatnya bercermin seukuran sebuah kapal.

Sang pangeran kerajaan Aceh pun menyetujui syarat itu. Namun, dalam perjalanannya kaca cermin itu pun pecah, pernikahan pun batal dengan sendirinya.

Kecewa dengan kenyataan itu, raja Aceh pun mengirimkan armadanya untuk memerangi kerajaan Deli. Pada saat itu kerajaan Deli merupakan tempat bernaung bagi Putri Hijau dan saudara-saudaranya.

Putri Hijau dan saudara-saudaranya memberi perlawanan yang sengit. Peperangan itu berlangsung di daerah Pasir Putih yang sekarang disebut Belawan.

Menurut penutur, perlawanan itu ada hubungannya dengan asal nama Belawan, sebuah pelabuhan laut yang terkenal di daerah pantai Timur Sumatera.

Karena semakin terdesak, Putri Hijau, Naga, dan Meriam memilih melarikan diri ke daerah Buluh Duri. Namun, perang tidak dapat dielakkan lagi ketika mereka bersua kembali dengan pasukan kerajaan Aceh yang mengejar mereka hingga Hamparan Perak.

Konon menurut penutur, asal nama Hamparan Perak karena peluru yang digunakan oleh pasukan kerajaan Aceh terbuat dari emas dan perak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun