Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menyinggahi Bukittinggi, Menjemput Kenangan tentang Bung Hatta

19 Februari 2022   23:21 Diperbarui: 20 Februari 2022   15:02 1954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Taman Monumen Proklamator Bung Hatta (Dok. Pribadi)

Jembatan Limpapeh yang ikonik menghubungkan kebun binatang Bukittinggi dan benteng Fort de Kock yang sama-sama terletak di atas bukit Jirek.

Jembatan Limpapeh menghubungkan kawasan benteng Fort de Kock di bukit sebelah kiri dan kawasan kebun binatang Bukittinggi di bukit sebelah kanan pintu masuk. Harga tiket masuk ke kebun binatang Rp20.000 per orang, sama dengan harga tiket masuk ke benteng. Cukup membayar di salah satu pintu masuk saja kita sudah bisa masuk ke objek yang satunya lagi, sebab keduanya terhubung oleh jembatan ini.

Jembatan Limpapeh, Bukittinggi, Sumatera Barat (Dok. Pribadi)
Jembatan Limpapeh, Bukittinggi, Sumatera Barat (Dok. Pribadi)

Fort de Kock adalah benteng peninggalan Belanda, didirikan oleh Kapten Bouer pada tahun 1825 pada masa Hendrik Merkus de Kock menjadi komandan Der Troepen dan Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda. Oleh sebab itu benteng ini terkenal dengan nama Benteng Fort De Kock.

Benteng Fort de Kock (Sumber: wikipedia.org)
Benteng Fort de Kock (Sumber: wikipedia.org)

Kota Bukittinggi juga dulu pada masa kolonialisme Belanda bernama Fort De Kock. Oleh sebab itu tempat kelahiran Bung Hatta tertulis Fort De Kock, karena ia lahir pada masa kolonialisme Belanda.

Bila terasa capai berjalan kaki, kita juga bisa menyewa bendi yang banyak mangkal di sekitar lokasi Jam Gadang untuk berkeliling. Sewanya berkisar Rp80.000-Rp100.000 untuk sekali perjalanan tergantung rute yang diinginkan.

Berkeliling kota Bukittinggi dengan bendi (Dok. Pribadi)
Berkeliling kota Bukittinggi dengan bendi (Dok. Pribadi)

Oh ya, satu lagi sebagai penutup. Benteng Fort de Kock ini adalah satu dari 2 benteng Belanda yang ada di Sumatera Barat. Benteng yang satu lagi terletak di Batusangkar, bernama benteng Fort Van der Capellen.

Menariknya, alasan Belanda membangun benteng di Bukittinggi dan Batusangkar karena kedua kota ini adalah yang paling sulit untuk ditaklukan oleh Belanda pada masa Perang Paderi. Jadi sudah lebih jelas sekarang, mengapa jiwa Bung Hatta dan para pejuang Tanah Karo sama-sama bergelora ketika mendengar pekik "Merdeka!" saat tanahnya terjajah. Mereka sama-sama tidak mudah menyerah.

Salam perjuangan, Bung! Mejuah-juah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun