Di tengah persidangan, Katharine menyatakan bahwa dirinya tidak bersalah. Meskipun dia mengakui telah membocorkan rahasia negara. Alasannya tegas, bahwa rahasia yang dia bocorkan adalah bentuk kejahatan kemanusiaan yang patut dilawan.
Sebuah kutipan dari Catatan Pinggir mas Goen cocok menggambarkan kegamangan Katharine yang jujur dalam pelanggarannya. Mungkin pelanggaran itu muncul sebagai sisi humanis dirinya.
"Ia bimbang berperang bukan karena ia gamang membunuh orang seasal-usul, melainkan karena ia enggan membinasakan orang yang tak bersalah meskipun mereka di pihak lawan."
Peradilan itu akhirnya membebaskan Katharine setelah jaksa penuntut yang mewakili lembaga tempatnya bekerja dan pemerintah Inggris mencabut semua tuduhan kepada dirinya. Kisah ini menjadi sebuah bukti bahwa sumpah jabatan yang dilanggar pernah dihormati dan dibenarkan demi suara hati, nurani, akal sehat, dan kemanusiaan.
Lalu bagaimana halnya dengan jutaan sumpah jabatan yang pernah terucap tapi nyatanya dilanggar, tersamar atau terang-terangan, menciderai rasa kemanusiaan tapi tidak pernah sampai ke pengadilan? Membayangkannya saja pun sudah cukup menyeramkan, sebab katanya keadilan itu adalah urusan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H