Ya, Bruna sudah dua kali melahirkan anak, yang pertama pada tahun lalu anaknya enam ekor dan yang kedua sebulan yang lalu anaknya lahir tujuh ekor.
Ia melarikan diri dari entah apa yang mengancamnya. Sama halnya seperti homo sapiens, anjing sebagai mamalia yang dijadikan hewan peliharaan juga barangkali tidak kurang banyak mendapatkan tekanan batin, meskipun secara biologis populasinya meningkat di tengah perkembangan cepat zaman ini.
Makanan memang cukup tersedia dan menjadikan mereka lestari melewati evolusi. Tapi jiwa mereka merana. Jadi mengapa pula tidak memberikan tempat bagi mereka di rumah dengan pekarangan yang sempit tapi multifungsi ini?
Hanya dibutuhkan sedikit ketegasan dan banyak sekali kesabaran untuk bisa meyakinkan Bruna dan anak-anaknya, bahwa lebih nyaman tidur di kandang mereka meskipun sederhana dari pada tidur berserak di tempat parkir kendaraan.
Belum tentu di luar sana Bruna dan anak-anaknya bisa lebih bahagia. Seperti syair lagu God Bless, "...lebih baik di sini, rumah kita sendiri." Meskipun tidak ada bunga bakung di sini.
Wasana Kata
Itulah 4 hal yang bisa saya bagikan sebagai contoh cara memaksimalkan fungsi pekarangan yang sempit. Hidup berdampingan dengan barang bekas, sayuran, bunga, buah-buahan, dan juga hewan peliharaan.
Sebagai buah akalbudi, cara menjalani hidup pasti juga akan selalu mengalami penyesuaian, seiring perkembangan tantangan dan tekanan yang menyertainya. Semakin banyak cara yang dibagikan, semakin banyak pula peluang dan kemungkinan untuk kita bisa mendapatkan jalan keluar menghadapi hidup yang semakin menantang di tengah ruang yang semakin sempit dan padat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H