Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

"Lemon Tree", Irama Riang Persembahan dari Kebun Bodoh untuk Mengakhiri Kegetiran

28 Maret 2021   22:01 Diperbarui: 29 Maret 2021   04:18 756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Woman in blue dress and a hat reaching for a fruit|Photo by Anastasia Shuraeva from Pexels

Namun, ada juga keraguan terkait kebenaran atas pendapat itu. Irama lagu itu dipandang terlalu nge-beat, terlalu riang untuk ukuran sebuah lagu sedih. Siapa tahu? Sebab sudah umum diketahui, bahwa manusia adalah sosok makhluk penghayat peran yang sangat piawai berlakon dalam hidup.

Oleh grup band Gong 2000, kepiawaian manusia bermain peran dalam hidup disebut sebagai keahlian di atas panggung sandiwara. Jadi, belum tentu juga bahwa dia yang menangis sebenarnya sedang merasakan suatu kebahagiaan.

Atau sebaliknya, dia yang berduka, pada suatu waktu harus berusaha untuk menutupi atau mengatasi rasa dukacitanya dalam bungkus tampilan bahagia. Menutupi kepahitan bisa saja melalui sebuah lagu yang bernada ceria.

Peter Freudenthaler, sang vokalis, dikatakan pernah memiliki seorang pacar berkebangsaan Prancis yang meninggal dalam suatu kecelakaan mobil, karena menabrak batang lemon. 

Jadi, ada yang mengatakan bahwa "lemon tree" merupakan sebuah simbol dari rasa pahit dan kesedihan, yang merupakan lawan dari "blue sky," sebuah langit yang biru yang penuh kecerahan.

Yesterday you told me 'bout the blue blue sky
And all that I can see is just a yellow lemon tree

Kemarin dikau bercerita tentang langit biru
Kini yang bisa kulihat hanyalah sebatang pohon lemon berwarna kuning

Kedua, sebuah pandangan yang juga cukup berdasar datang dari masa yang lebih tua. Dilansir dari wikipedia, disebutkan bahwa "Lemon Tree" adalah sebuah lagu rakyat yang dituliskan oleh Will Holt pada sekitar tahun 1950-an.

Lagu ini ditulis berdasarkan cerita rakyat Brasil yang berjudul "Meu limao, meu limoeiro," yang diaransemen oleh Jose Carlos Burle pada tahun 1937, dan dipopulerkan oleh penyanyi Brasil bernama Wilson Simonal. 

Lagu ini mengkontraskan perbandingan antara cinta dengan batang lemon. Bahwa "batang lemon sungguh elok, bunganya juga cantik, tapi buahnya sungguh tidak mungkin untuk dimakan."

Barangkali begitulah gambaran suatu hubungan cinta yang kandas. Entah karena perpisahan yang kekal, akibat kematian, atau kandas karena cinta yang ditinggal pergi bertepuk sebelah tangan. Apa pun yang menjadi penyebabnya, kehilangan cinta sungguh adalah sebuah hal yang rasanya pahit dan getir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun