Kami singgah sebentar untuk membeli mie pecal yang dijajakan dengan sebuah gerobak dorong. Tampilan mie pecalnya cukup menggugah selera, dengan mie hun dan mie lidi yang tampak enak.Â
Campuran sayuran yang terdiri atas daun ubi rebus, irisan pucuk dan tangkai muda daun pepaya, irisan jipang, irisan kacang panjang, dan tauge rebus juga tampak segar menggoda. Apalagi sambal mie pecalnya adalah sambal kacang yang pedas-pedas enak.
Mereka berdua masih duduk di bangku sekolah. Namun, karena belajar tatap muka di sekolah belum dilaksanakan, maka mereka memutuskan untuk ikut berjualan di sekitar pajak lama Saribudolok pada hari pekan.
Mie pecal enak ini dijual hanya seharga Rp5.000 per bungkusnya. Tidak hanya menjual mie pecal, mas ini berdua juga menjual aneka gorengan yang hangat (tahu goreng, risol, bakwan), wajik, dadar gulung, kue lupis, dan kue lapis yang semuanya dijual Rp1.000 per biji.
Menurut KBBI, pasar adalah tempat orang berjual beli; pekan. Juga berarti kekuatan penawaran dan permintaan, tempat penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang, dan pembeli yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa.
Masih dalam KBBI, pasar sebagai istilah dalam bahasa bisa berarti bahasa yang dipakai dalam pergaulan sehari-hari, yang kurang baik tata bahasanya, pilihan katanya, dan sebagainya.Â
Walaupun demikian, sekalipun di pasar sering terdengar ucapan yang kurang baik dari sisi tata bahasa dan pilihan katanya, konsep pasar dalam ilmu ekonomi juga memandang informasi sebagai bentuk komoditi yang diperjualbelikan. Sebagaimana halnya aneka jenis barang dan jasa.
Mungkin konklusi yang mengatakan "Siapa yang menguasai informasi, dialah yang menguasai dunia," dibangun dari salah satu premis yang mengatakan "Siapa yang menguasai pasar, dialah yang menguasai informasi." Sebab, sudah sejak zaman dahulu kala orang-orang mengetahui bahwa, penguasa pasar adalah juga penguasa dunia. Bentuk lainnya mungkin juga penjajahan.