"Maafkan kami yang sering lupa akan hal itu, Ibu."
Diberkatilah para ibu. Ibu yang mengandung, yang bekerja, ibu negara, ibu rumah tangga, ibukota, ibu pertiwi, ibu bumi, bahkan ibu tiri. Selama ibu tetap kuat menjadi tiang bagi sebuah "rumah" sesuai ukurannya masing-masing, kiranya Tuhan masih tetap mencurahkan belas kasihanNya, yang turut dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.
Sekalipun anak-anak dan seiisi rumah masih saja sering merasa risih untuk sekadar memperkatakan apa yang benar, apa yang jujur, dan apa yang adil, belum lagi untuk melakukannya. Tuhan kiranya masih akan menakar setiap tetes air mata ibu yang jatuh di hadapanNya.
Seperti Shakespeare yang tak memusingkan soal nama, oleh sebab bunga mawar yang tetap akan harum mewangi sekalipun kepadanya diberikan nama yang lain. Begitulah ibu, ia tetaplah sebagaimana adanya ibu.
"What is a name? That which we call a rose by anyother name would smell as sweet." -William Shakespeare
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H