Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Hidup Ini adalah Kesempatan, Bersyukur Hidup Jadi Berkat

12 Januari 2021   00:14 Diperbarui: 12 Januari 2021   05:06 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap ada paduan suara yang melibatkan orang tua lanjut usia, seringkali lagu ini menjadi pilihan atau lagu wajib yang dinyanyikan. Namun, tentu saja lagu ini tidak terbatas hanya dinyanyikan oleh orang tua yang lanjut usia.

Tahun Baru, Akhir Tahun sebagai Awal

Tak terasa, pukul 24:00 Wib pun tiba. Saya bersama istri, anak-anak, dan seorang sepupu, entah bagaimana telah berada di bawah gempuran gemerlap kembang api. Selain menggelegar juga tampak indah, walaupun hanya berlangsung sementara. Untuk ukuran sebuah pesta, menurutku itu cukup lama juga.

Pesta kembang api di Zia Coffee, Kacinambun Highland (Dokpri)
Pesta kembang api di Zia Coffee, Kacinambun Highland (Dokpri)
Saya sendiri baru pertama kali menyaksikan pesta kembang api semarak seperti itu, langsung dengan mata kepala sendiri. Bukan saja karena semaraknya pengalaman pertama ini, tapi demi merenungi hari-hari tak mudah yang telah dilewati, hingga tiba pada tanggal 1 Januari 2021, pukul 01:15 WIB saat itu, ada juga rasa haru.

Dalam rasa haru, meskipun keseruan kembang api belum berlalu, aku menuliskan sebuah kesan dan mengirimkannya kepada orang-orang yang untuk mereka hatiku tergerak mengirimkannya.

Fajar pagi di Kacinambun Highland (30/12/2020) - Dokpri
Fajar pagi di Kacinambun Highland (30/12/2020) - Dokpri
Selamat menyambut tahun yang baru. Suka duka selama setahun di 2020, akan segera berlalu menjadi kenangan.
Banyak yang menyenangkan, tapi tak sedikit juga pergumulan, duka cita, dan persoalan yang membuat penat, tapi sekaligus mendewasakan.
Semoga di tahun yang baru, 2021, segala harapan untuk kebaikan dan keberhasilan kita semuanya, kiranya diberkati Tuhan. Teriring salam hangat dan doa.

Ya, "...bila saatnya nanti, 'ku tak berdaya lagi, hidup ini kiranya sudah menjadi berkat."

Saya malam itu mengingat sebuah kisah ketika suatu hari Clarence B. Kelland (seorang penulis berkebangsaan Amerika, 11 Juli 1881-18 Februari 1964) menceritakan sebuah cerita tentang ayahnya, katanya: "Ayahku tidak memberitahuku bagaimana caranya hidup, tapi ia menjalaninya dan membiarkanku melihat bagaimana dia melakukannya." Dan dari kisah yang sudah sangat tua itu, aku membayangkan bahwa ayah Clarence pasti sudah menjadi berkat. Semoga juga begitu denganku.


HIDUP INI ADALAH KESEMPATAN
Cipt. Pdt. Wilhelmus Latumahina

Hidup ini adalah kesempatan
Hidup ini untuk melayani Tuhan
Jangan sia-siakan waktu yang Tuhan b'ri
Hidup ini hanya sementara

Sekuntum bunga di pagi hari
Mekar indah harum di padang yang hijau
Demikian Tuhan mendandani rumput
Gugur bunga bila panas terik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun