Delapan tulisan terakhir saya di Kompasiana adalah puisi. Sebagai seorang yang sudah merasa nyaman menulis artikel tentang pernak-pernik realitas di sekitar rumah dan tempat saya tinggal sekarang, di Kabanjahe, Tanah Karo, kini saya mencoba merasai. Seperti apa rasanya menulis puisi, sekalipun mungkin tanpa apresiasi memadai.
Semakin lama ternyata aku semakin kerasukan, rasa kata-kata yang semakin merasuki nurani. Entah sampai kapan akan bertahan seperti ini. Inilah pengalamanku belajar menulis puisi tentang ibu sambil terbirit-birit, terengah-engah, dan hampir digigit anjing, di sebuah kelas berjalan bersama Daeng Khrisna Pabichara. Salam takzim.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H