Delapan tulisan terakhir saya di Kompasiana adalah puisi. Sebagai seorang yang sudah merasa nyaman menulis artikel tentang pernak-pernik realitas di sekitar rumah dan tempat saya tinggal sekarang, di Kabanjahe, Tanah Karo, kini saya mencoba merasai. Seperti apa rasanya menulis puisi, sekalipun mungkin tanpa apresiasi memadai.
Semakin lama ternyata aku semakin kerasukan, rasa kata-kata yang semakin merasuki nurani. Entah sampai kapan akan bertahan seperti ini. Inilah pengalamanku belajar menulis puisi tentang ibu sambil terbirit-birit, terengah-engah, dan hampir digigit anjing, di sebuah kelas berjalan bersama Daeng Khrisna Pabichara. Salam takzim.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI