Impian masa kecil ini datang dari kesenangan menonton Goofy atau Snoopy yang memiliki sebuah rumah anjing yang unik dan tampaknya nyaman untuk ditempati. Oleh golongan anjing tentu saja.
Bruna tampaknya menikmati tinggal di rumah barunya. Setelah kami memindahkan anak-akannya ke dalam, ia pun langsung ikut meringkuk ke dalam, lalu menyusui kedua anaknya yang tersisa.
Keputusan membuat rumah anjing ini tampaknya cukup tepat bagi kebaikan Bruna dan kedua anaknya. Sebelumnya anaknya sering meringis, mungkin kedinginan. Beberapa hari dalam minggu-minggu terakhir ini memang sering turun hujan.
Mereka hanya tidur beralaskan ambal keset kaki, dan tentu saja dilingkupi tubuh berbulu ibu muda Bruna yang masih gagap menjadi seekor induk anjing. Setelah rumah baru mereka jadi, anak-anaknya kini bisa tidur dengan lebih tenang.
Hingga kemarin malam, minggu pertama November rain, hujan turun dengan sangat lebat. Kami sendiri sebenarnya sudah tidur dengan pulas.
Bruna menggonggong seperti minta tolong. Anak-anaknya juga meringis mengibakan, hingga kami pun terbangun. Sepertinya tempias hujan yang turun dengan lebat telah membanjiri rumah kecil mereka, sehingga alasnya tidak mungkin lagi menjadi alas tidur yang nyaman. Entah sudah berapa lama kejadiannya hingga kami sadar.
Bagi Bruna dan anak-anaknya, jelas sekali minggu pertama November rain bukanlah pengalaman yang menyenangkan. Sama dengan makna dalam lagu yang dibawakan oleh Guns n' Roses itu, yang digubah untuk mengenangkan sebuah kisah perpisahan, meskipun musiknya mengalun sebagai sebuah mahakarya dengan melodi yang tersusun apik.
Demikianlah kehidupan, tidak saja bagi seekor anjing, tapi juga bagi anak manusia. Bahwa dalam kesulitannya pun, manusia pun puspa dan satwa, akan terus berupaya menuangkan keluh kesah dan ratapannya, bahkan dalam nada-nada.
Aku sendiri sempat kesal mendengar gonggongan dan ringisan berkepanjangan di malam hujan lebat itu. Tidur bisa menjadi sangat nyenyak di atas kasur dalam balutan selimut pada malam dingin berhujan seperti itu.
Setelah akhirnya bergegas melihat apa yang terjadi, dan kemudian membenahi letak rumahnya ke lokasi yang kering, baru tebersit sedikit penyesalan di benakku. "Mengapa lambat sekali menyadari dan memberi respons terhadap suara mereka yang minta tolong?"