Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Merenungkan "Cimpa Unung-unung" dalam Kerja Tahun di Masa Pandemi

29 Oktober 2020   18:23 Diperbarui: 29 Oktober 2020   21:54 746
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Membungkus inti gula cimpa unung-unung (Dokpri)

Adonan beras pulut (dokpri)
Adonan beras pulut (dokpri)
Campuran parutan kelapa dan daun bulung singkut (Dokpri)
Campuran parutan kelapa dan daun bulung singkut (Dokpri)
Cara membuatnya juga sederhana. Buat adonan dari bahan tepung beras pulut. Kemudian, parutan kelapa dicampur dengan gula aren yang diiris halus.

Campuran parutan kelapa dan gula aren ini berfungsi sebagai inti, yang akan dibalut dengan adonan tepung beras pulut.

Membungkus inti gula cimpa unung-unung (Dokpri)
Membungkus inti gula cimpa unung-unung (Dokpri)
Kemudian daun bulung singkut dipotong kira-kita sepanjang sejengkal. Daun yang mirip dengan dedaunan tanaman anggrek ini, berbentuk helai daun yang panjang. 

Daun ini berberfungsi sebagai bungkus "cimpa unung-unung" ini. Sebelum digunakan, maka helai daun yang sudah dipotong sejengkal, diolesi terlebih dahulu dengan minyak makan. 

Fungsinya adalah agar adonan tepung yang telah diisi dengan inti campuran parutan kelapa dan gula aren tidak lengket di permukaan daun. Kemudian, ikat kedua ujung gulungan daun dengan helai-helai daun yang yang lebih kecil.

Cimpa unung-unung yang telah dibungkus dan diikat kedua ujungnya (Dokpri)
Cimpa unung-unung yang telah dibungkus dan diikat kedua ujungnya (Dokpri)
Tidak ada aturan khusus kapan harus memasak cimpa unung-unung. Sebab makanan tradisional ini ada juga dijual sebagai kudapan sehari-hari. 

Namun, dalam perayaan pesta tradisi sebagaimana dalam kerja tahun, makanan ini seperti sudah menjadi salah satu menu wajib. 

Asal kata "unung-unung" adalah "iunungken". Sebuah kata kerja pasif dalam bahasa Karo yang bila diartikan maksudnya adalah "dibuat di tengah". Hal ini merujuk kepada inti "cimpa unung-unung" yang dibuat persis di tengah.

Sambil ikut membantu membuatnya, aku juga jadi ikut termenung. Bahwa terkadang, dalam kenyataan seperti akibat pandemi yang tidak pernah tepikir sebelumnya seperti saat ini, kita perlu mengambil posisi di tengah, di-unung-kan. 

Bahwa perubahan akan selalu ada. Apa yang tidak pernah tepikir sebelumnya, bisa saja terjadi kapan saja. Oleh sebab itu, selain perlu bersyukur untuk setiap keadaan yang bisa dijalani bersama keluarga, kita juga perlu antisipatif terhadap segala kemungkinan takterduga yang bisa muncul dalam hidup.

Selamat kerja tahun. Salam sehat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun