Pada bulan oktober seperti ini, biasanya orang-orang desa merayakan pesta panen kerja tahun bersama sanak saudara dari perantauan.
Pandemi membuat banyak tradisi menjadi berubah. Termasuk kekhawatiran kami bahwa tradisi seperti "erbante" dan "nakeng sabi" tidak lama lagi juga akan hilang. Kini orang-orang "harus" terbiasa melakukan apa-apa dalam sepi.
Momen kerja tahun seperti inilah biasanya salah satu wadah untuk menjalin kebersamaan orang Karo dan keluarganya yang tinggal di Tanah Karo dengan dispora yang tinggal di berbagai tempat di luar Karo. Sedih juga rasanya dengan realitasnya kini.Â
Pasar sepi pembeli, angkutan juga tidak seperti tahun-tahun yang lalu sebelum pandemi. Orang-orang yang tinggal di luar kota tidak banyak yang kembali ke desa, merayakan kerja tahun, bersama orang tua dan sanak saudara. Demikianlah beberapa obrolan bapak-bapak di kedai kopi yang sempat saya dengar.
"Covid-19 masih merajalela, kami belum berani mudik.  Semoga Covid-19 cepat berlalu dan kita semua sehat dalam perlindungan Tuhan", harap salah seorang bapak.
Selain di desa Payung, kerja tahun juga berlangsung di desa Lingga, desa Nangbelawan, dan desa Rumah Kabanjahe, Kecamatan Kabanjahe.
Perbedaan waktu pelaksanaan kerja tahun di setiap desa, karena pengaruh sistem penanggalan suku karo, yang mengakibatkan perbedaan waktu baik untuk musim tanam dan musim panen di berbagai desa.
Ada juga seorang saudara yang mengabarkan pelaksanaan kerja tahun dari desa Nangbelawan. Tradisi setiap desa dalam merayakan kerja tahun juga tidaklah sama.Â
Bila sebagian memasak "rires" atau lemang, liputannya dapat dibaca di sini. Maka, sebagian lainnya memasak cimpa, penganan berbahan baku tepung beras.
Kerabat kami yang tinggal di Nangbelawan ini memasak wajik. Dalam kebersamaan dengan keluarga.
Salah satu tradisi yang masih berlangsung dalam kerja tahun di desa ini, walaupun dalam suasana berbeda akibat pandemi, adalah tradisi memasak "cimpa unung-unung" yang masih terus ada.
Bahan untuk membuat penganan ini adalah tepung dari beras pulut (beras ketan), parutan kelapa, gula aren, dan daun "bulung singkut".