Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Masih Ada Waktu, Meminjam Catatan pada Ilalang dan Bintang Gemintang

9 Oktober 2020   13:39 Diperbarui: 14 Oktober 2020   23:51 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangkapan layar, Masih Ada Waktu (Official Audio) YouTube)/ Ebiet G. Ade

Sementara itu kata kunci yang berhubungan dengan lingkungan yang tersemat pada artikel dalam kata Serdang, Barusjahe, Lemang dan Kerja Tahun, setidaknya muncul dalam 7 artikel. Dari ketujuhnya, 4 di antaranya menjadi artikel utama dan yang 3 lagi menjadi artikel pilihan.

Serdang dan Barusjahe secara berturut-turut adalah nama desa dan kecamatan tempat masa kecil saya, dengan alam lingkungan pegunungan yang masih sejuk dan segar, dan kearifan lokalnya yang masih terjaga.

Lemang adalah nama penganan khas suku Karo, yang menjadi sajian utama pada pesta kerja tahun. Itu merupakan pesta rakyat sebagai ungkapan syukur atas hasil panen yang dilakukan sekali dalam setahun.

Serdang, Barusjahe, Lemang dan Kerja Tahun saya kategorikan sebagai kata kunci yang berasosiasi dengan "kearifan lokal kehidupan desa". Selengkapnya mengenai ketujuh artikel tersebut dapat dibaca pada 1, 2, 3, 4, 5, 6 dan 7.

Apa yang menarik dari hubungan antara "Di Zi Gui" dengan "kearifan lokal kehidupan desa" ini adalah, ketika kata kunci atau beberapa kata dari asosiasi kata kunci itu tersemat bersamaan sebagai label dalam sebuah artikel berjudul "Mencintai Negeri sebagai Bentuk Kebijaksanaan dalam Ilmu Pengetahuan". Pada artikel tersebut, Di Zi Gui dan kearifan lokal desa mempunyai titik temu.

Titik temu yang menghubungkannya, setidaknya memberikan beberapa kesimpulan bagi saya pribadi bahwa :

1. Kebijaksanaan erat kaitannya dengan keharmonisan keluarga

Keluarga sebagai pranata sosial terkecil yang terdiri dari orang tua dan anak-anaknya, jelas sekali merupakan lembaga paling awal sebagai tempat menumbuhkan nilai-nilai kebijaksanaan. Dari kebijaksanaan yang tumbuh dalam keluarga akan melahirkan manusia-manusia yang mampu mencintai sesama dan alam lingkungannya.

Dari sanalah lahirnya mata rantai hubungan keluarga dan negara. Sesama manusia yang hidup bersama dalam keluarga yang harmonis, melahirkan masyarakat yang hidup harmonis. Masyarakat yang hidup dalam keharmonisan, melahirkan negara yang makmur sentosa, dan sebaliknya.

Termasuk dalam hal ini adalah hubungan manusia yang mampu hidup selaras dengan alam yang lestari.

2. Kenangan yang baik berpengaruh dalam membentuk kebijaksanaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun