Menurut Bronislaw Malinowski, seorang Antropolog dan etnograf lapangan berkebangsaan Polandia (1884-1942), bahwa keyakinan masyarakat memiliki nilai biologis yang memajukan perilaku mental praktis.
Nampak dari adat istiadat, tradisi, ritual, seremoni dan praktek-praktek kehidupan dengan nilai keluaran yang terasa abstrak dan terkadang terasa tak masuk akal, sehingga pihak luar dengan konsepsi nilai hidup yang berbeda dengan pihak yang diamatinya menjadi bingung untuk memilih antara tertawa atau menangis melihat kenyataannya.
Namun demikian, konsepsi sistem masyarakat tersebut layak dipandang secara fungsional sebagai suatu tradisi sesuai konteksnya secara lengkap menurut batasan tertentu yang dilaksanakan bagi kepentingan para anggota komunitas tersebut.
Abstraksi kemungkinan akan menjadi zona ambang, di mana berbagai bidang pemikiran, bidang keilmuan atau bahkan keyakinan-keyakinan saling berinteraksi satu sama lain. Interaksi dari berbagai perbedaan itulah yang membuat berbagai pertanyaan dan topik-topik menarik dapat muncul.
Kuncinya hanya satu, bila setiap pihak dapat memperluas cakrawalanya untuk dapat memberi tempat bagi munculnya pemikiran-pemikiran baru, sekalipun terkadang akan bertentangan dengan sesuatu yang pernah diyakininya.
Pertentangan dan ketegangan yang muncul sebagai suatu kondisi kritis yang mampu dikelola, justru akan memperkuat dan memperkaya keyakinan awalnya. Itu adalah modal besar bagi sebuah komunitas untuk menjadi lebih kuat.
Interaksi yang kuat dari berbagai hal, bisa melahirkan pertanyaan dan topik yang menarik untuk bisa semakin kritis menyikapi situasi, itu bahkan akan semakin menggeser hubungan kita dari sekadar hubungan struktural menjadi beralih ke hubungan berdasarkan makna.
6. Tampil Apa Adanya, Bukan Ada Apanya
Berikuti ini adalah sebuah analogi menjelaskan maksud pernyataan di atas, berdasarkan sebuah cuplikan kisah pada novel berjudul, "Rahasia Sang Ibu Negara", karangan Curtis Sittenfeld.
Ketika pada tahun 1977, Charlie Blackwell berniat mencalonkan diri menjadi kandidat Gubernur Wisconsin dari Partai Republik, Alice istrinya sebetulnya tidak terlalu mendukungnya karena ia sadar tidak suka dunia politik.
Dalam sikap liberal dan egalitariannya, Alice mungkin lebih cocok menjadi seorang Demokrat, berbeda pandangan dalam banyak hal dengan suaminya yang konservatif.