Mereka ini, seakan tanpa beban moral dan tanpa perhatian akan tanggung jawab etisnya, mengesampingkan bahaya yang bisa terjadi, di tengah kenyataan yang mungkin jelas sekali mereka sadari.
Bahwa sebagian besar masyarakat kita yang hidup dalam budaya patriarki, akan cenderung menelan mentah-mentah "kebenaran" dan "pembenaran" dari mereka itu semua, tanpa kemampuan dan kemauan untuk mengkritisi dan memverifikasi. Bukankah, kejahatan yang dilakukan secara sadar dan terancana adalah sejahat-jahatnya kejahatan?
Hari ini kita mengelu-elukan sesuatu atau seseorang, tidak lama kemudian kita akan menjadi penganiaya yang kejam.
Sikap kritis dan verifikatif juga berguna untuk menahan laju proses pembusukan di masyarakat demi kebaikan hidup bersama.
Mungkin dari sanalah berasal cara berpikir yang mengatakan, "Usahakanlah kesejahteraan kota di mana kita berada, karena kesejahteraannya adalah kesejahteraan kita bersama".
2. Tempatkan Diri Kita pada Posisi Orang Lain, Jangan Mudah Menghakimi
Mungkin akan sangat mudah untuk kita melihat bahwa kelompok atau komunitas kita sendiri, apa pun itu, sebagai kelompok yang paling benar, paling penting, dan paling baik. Namun, setiap komunitas lainnya juga melihat diri mereka sendiri seperti itu.
Maka, akan menjadi suatu masalah, dalam kondisi di mana setiap pihak merasa diri sebagai yang terbaik, kita malah mudah sekali mengeluarkan suatu entitas dari suatu komunitas, dengan berbagai alasan.
Maksudnya, jangan menghakimi orang lain, karena kita semua manusia, yang berasal dari panci peleburan yang sama.
Apakah ada bedanya kalau kita mengenakan jas, kain sari, atau rok dari rumput, jika jauh di dalam diri, kita semua bisa menangis ketika terluka, tertawa ketika gembira, dan perut kita keroncongan ketika kita lapar?