Hiperealitas mempersifatkan bagaimana kesadaran mendefinisikan kenyataan sejati di dunia, di mana keanekaragaman media dapat secara mengakar membentuk dan menyaring kejadian atau pengalaman yang sesungguhnya. Orang yang terlalu menyenangi masa lalu akan terjebak dalam fantasi, merasakan kebanggaan semu, sekaligus ketakukan imajinatif.
Bagi Jean Baudrillard, seorang ahli teori hiperealitas, keadaan ini mempertentangkan simulasi dan representasi. Simulasi bagi Baudrillard adalah simulakrum dalam pengertian khusus, yang disebutnya simulakrum sejati. Maksudnya adalah, bahwa sesuatu tidak menduplikasi sesuatu yang lain sebagai model rujukannya, akan tetapi menduplikasi dirinya sendiri.
Mengapa orang sering mengatakan "sejarah akan mencatat" mana kala ia merasakan suatu peristiwa ketidakadilan berlaku bagi dirinya, bagi seseorang atau bagi sesuatu, atau bahkan sebaliknya, mana kala ia merasa bahwa telah tercipta sebuah capaian yang penting baik oleh dirinya sendiri maupun oleh orang lain. Itu adalah bukti bahwa tanpa pemaksaan pun, sejarah memang akan menemukan caranya sendiri untuk menduplikasi dirinya sendiri.
Bukankah oleh sebab itu pula para filsuf dan nabi-nabi berani berkata bahwa tidak ada yang baru di bawah kolong langit? Bila sejarah menginginkan maka ia akan berulang. Sudah, tidak usah dipaksakan. Sejarah akan mencatat dan menemukan jalannya sendiri.
Sementara itu, Michel Foucault menjelaskan epistem atau pengetahuan sebagai sebuah totalitas yang menyatukan dan mengendalikan cara kita memandang serta memahami realitas tanpa kita sadari. Epistem atau pengetahuan itu tidak bisa dilihat atau bahkan disadari ketika kita ada di dalamnya.
Kita tidak melihat cinta ketika kita sendiri berada di dalamnya. Hal itu disebabkan oleh pandangan bahwa kita telah berada dalam pengetahuan yang berbeda ketika kita sadar akan pengetahuan yang mempengaruhi kita. Ia tidak bisa dilacak, tetapi dapat ditemukan dengan cara mengungkapkannya menurut pandangan suatu jaman.
Pada saat kita menemukan cinta, maka kita telah mengetahui sebelumnya tentang tidak dicintai. Saat kita tahu baik, maka kita sebelumnya telah tahu mana yang buruk. Demikian juga ketika kita menemukan yang salah, itu karena kita ada di dalam pengetahuan yang benar. Setidaknya merasakan sesuatu yang benar.
Sesuatu yang "Best I Ever Had" adalah "The best and most beautiful things in the world that cannot be seen or even touched. They must be felt with the heart." Hal terbaik dan terindah dalam hidup tidak bisa dilihat atau disentuh. Itu hanya bisa dirasakan dengan hati, dan itu adalah cinta.
Cinta dalam arti luas bahkan tampak dalam diri anak-anak yang hidup dengan penerimaan dan persahabatan. Sebab dengan itu ia akan belajar untuk menemukan cinta di muka bumi ini.
Berikut ini adalah lirik dari lagu Best I Ever Had
So you sailed away
Into a grey sky morning
Now I'm here to stay
Love can be so boring
Nothing's quite the same now
I just say your name now