Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Dari Membaca "Tuesday with Morrie", hingga Hobi Memberi Makan Bumi yang Berbuah Markisa

16 Mei 2020   15:38 Diperbarui: 18 Mei 2020   02:21 646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buah Markisah yang telah matang (Dokpri)

Sementara, sampah-sampah yang non-organik, karena tidak mudah busuk (bahkan nyaris mustahil bisa busuk) saya simpan di rumah untuk diantarkan ke tempat sampah pada suatu hari.

Istilah memberi makan bumi ini, muncul dari pernyataan menggelitik anak bungsu di rumah, yang menyeletuk bahwa sisa makanan yang tidak habis itu diberikan ke tanah untuk dimakan bumi. 

Ternyata benar, hobi yang awalnya bukan dengan rencana sengaja ini, memberikan lahan yang subur dan tanah yang gembur bagi tumbuh kembang berbagai tanaman yang ditanam di lahan pekarangan.

Tanam bayam di wadah ban bekas (Dokpri)
Tanam bayam di wadah ban bekas (Dokpri)
Tanam Kangkung di wadah ban bekas (Dokpri)
Tanam Kangkung di wadah ban bekas (Dokpri)
Saya menanam sebatang bibit Markisa yang sangat kecil dan tampak layu pada sekitar awal Januari 2019 yang lalu. Sepertinya hampir mustahil tanaman itu bisa tumbuh. 

Tanpa disangka, hampir lima bulan sejak pertama saya menanam bibit itu, kini kami sudah bisa memetik buah markisa sendiri yang berasal dari halaman belakang rumah.

Markisa tumbuh lebat di halaman belakang rumah (Dokpri)
Markisa tumbuh lebat di halaman belakang rumah (Dokpri)
Tanaman Markisa berbuah lebat di halaman belakang rumah (Dokpri)
Tanaman Markisa berbuah lebat di halaman belakang rumah (Dokpri)
Bagi masyarakat petani, tidak ada yang paling ditunggu selain musim panen dan berhasil menjual hasil panenan dengan harga yang memuaskan. Namun, kisah ini bukan dalam konteks yang demikian.

Sekadar memetik lima atau enam buah markisa sekali panen tentu bukanlah jenis pertanian yang bisa dikatakan menghasilkan dari sisi ekonomi. 

Namun, pelajaran yang bisa dipetik dalam kisah kehidupan markisa yang berasal dari bibit yang hampir mati, ternyata bisa hidup bahkan tumbuh lebat manakala bumi menumbuhkannya dari dalam tanah yang diberi makan dengan cukup.

Saya tidak tahu, sampai berapa lama markisa ini akan tumbuh dan sebanyak apa buah yang akan dihasilkannya. Sama seperti Morrie yang akhirnya tidak tunduk pada budaya manusia pada umumnya yang merasa malu untuk menjadi lemah, dan takut untuk menjadi tua. 

Namun, ia justru belajar meresapi setiap rasa malu, setiap rasa kalah dan rasa sakit yang ia terima sebagai bentuk-bentuk emosi yang menurutnya perlu dimatikan. Mematikan perasaan dari semua pengalaman.

Melalui langkah-langkah kecil yang sangat mungkin untuk dilakukan, kita bisa menyaksikan berbagai hal yang dapat muncul secara mengejutkan dari dalam bumi. Berikan perlakuan baik, maka berbagai kemungkinan baik yang tidak terduga bisa saja kita terima entah kapan saja. Sebaliknya, berikan perlakukan buruk bagi bumi, maka tinggal menunggu waktu kita akan menerima berbagai kemungkinan buruk yang juga tidak terduga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun