Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Crypto", Kekhawatiran adalah Mata Uang Terakhir

13 Mei 2020   03:03 Diperbarui: 13 Mei 2020   02:56 460
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fear is the Ultimate Currency, itu adalah tagline dari sebuah film berjudul "Crypto" (2019), yang disutradarai oleh John Stalberg Jr. Bagaimana halnya sehingga kekhawatiran menjadi mata uang terakhir?

Apa yang biasanya menjadi alasan seseorang meninggalkan rumah dan kampung halamannya? Kalau bukan karena untuk mengejar mimpi demi kehidupan yang lebih baik, biasanya adalah karena ada luka yang mendalam, menyebabkan seseorang meninggalkan rumah dan kampung halaman dengan penuh kesedihan atau bahkan dendam.

Begitulah yang dialami oleh Martin Durrant (Beau Knapp), seorang anak muda yang cerdas. Ia meninggalkan rumah, kakak dan ayahnya, setelah kematian ibunya. Ia pergi ke kota dan selanjutnya bekerja menjadi semacam bankir di Wall Street, New York.

Dalam perjalanan karirnya selanjutnya, ia ditugaskan oleh bosnya, Robin Whiting (Jill Hennessy), untuk melakukan audit ke sebuah cabang Omni Bank di Elba. Itu adalah kampung halaman Martin.

Ia merasa tidak nyaman mengetahui akan ditugaskan di sana. Sebabnya tidak lain adalah karena masalah masa lalu dengan keluarganya yang ada di sana.

Kembali ke Elba, Martin langsung bekerja sesuai tugasnya. Ia bahkan tidak mengabarkan kepulangannya ke kakak dan ayahnya, apalagi mengunjungi mereka ke rumahnya di lahan pertanian mereka.

Martin bertemu dengan teman masa SMA-nya, Earl Simmons (Jeremie Harris), yang mewarisi sebuah swalayan dari ayahnya yang baru meninggal. Earl sebenarnya tidak terlalu suka mengelola swalayan. Di bagian belakang tokonya, ia malah memiliki seperangkat perlengkapan komputer berteknologi tinggi yang ia sebut sebagai "tambang". Ia menekuni bisnis transaksi keuangan yang menggunakan uang kripto, bitcoin.

Senang mengetahui temannya kembali ke kampung halaman, Martin dan Earl sering bertemu untuk sekadar minum bir, mengobrol tentang uang kripto, bitcoin, kepada temannya yang seorang bankir dan menurutnya sudah semestinya lebih paham dengan hal itu.

Martin ditugaskan ke Elba menjadi semacam auditor, yang bertugas untuk menyelidiki indikasi adanya masalah terkait kepatuhan pembukuan keuangan beberapa nasabah Omni Bank di cabang Elba. Ia bertugas menginvestigasi praktik pencucian uang.

Martin menggantikan seorang petugas audit sebelumnya yang memintakan pensiun karena alasan kesehatan, bernama Janice (Marsha Dietlein). Dalam penyelidikannya, ia merasakan ada yang janggal dengan pembukuan di sebuah galeri seni yang sudah tua di kota Elba, bernama Endelman Gallery.

Galeri seni ini sendiri tidak terlalu jelas kepemilikannya, namun Penelope Rushing (Malaya Rivera Drew) dipandang adalah pemilik resminya. Seorang wanita yang kecanduan narkoba.

Ketika berkunjung ke galeri ini untuk melakukan wawancara dengan pemiliknya, Martin bertemu dengan Katie (Alexis Bledel), pegawai galeri yang sangat ramah. Namun, pertemuan itu tidak berjalan lancar, karena Penelope, pemilik galeri, mengaku tidak paham dengan urusan keuangan bisnisnya. Ia menyarankannya untuk menemui akuntannya, Ted Patterson (Vincent Kartheiser).

Martin dan Katie (Sumber: https://www.imdb.com/title/tt8563452/mediaviewer/rm2347589888)
Martin dan Katie (Sumber: https://www.imdb.com/title/tt8563452/mediaviewer/rm2347589888)
Selanjutnya, Martin berhasil menemui Janice pada suatu hari. Janice sudah tidak terlalu kuat meladeni wawancara itu. Ia tampak sangat sakit, tapi tetap berusaha tampak hangat menerima Martin. Kata Janice, saat memeriksa pembukuan Endelman Gallery, ia hanya mengingat satu kata, "Carcasse", yang disampaikan oleh Ted si akuntan, kepadanya.

Saat Martin berpamitan, Janice berkata, "Setelah semua pembicaraan ini, bertemu denganmu membuatku yakin bahwa kau akan menyelesaikan semuanya." Maksud Janice adalah semua kekacauan di Omni Bank, yang membuatnya takut jatuh sakit lebih buruk, bahkan kehilangan asuransi dan pensiunnya. Oleh sebab itulah Janice memilih mundur dari sana.

Apa yang dimaksud Janice belum terlalu dimengerti oleh Martin. Tidak lama setelah Martin pergi, seseorang datang ke rumah Janice, yang mengaku suruhan Marcoss, dokter yang merawat Janice. Tapi orang itu malah menyuntikkan zat mematikan ke dalam cairan infus, menyebabkan kematian Janice.

Pada kesempatan yang lain, Martin bertemu dengan Ted, akuntan Endelman Gallery. Pertemuan ini sendiri tampak hanya diisi basa-basi. Ted malah secara tersirat mengingatkan Martin untuk tidak terlalu sok mengaudit kesalahan orang-orang sekota, terutama Endelman Gallery. Ia bahkan menyerang pribadi Martin dengan mengungkit masalah lahan pertanian ayahnya (Kurt Russell) yang tidak kunjung mau ia jual meskipun dengan penawaran mahal, dan juga menyinggung kakaknya, Caleb Durrant (Luke Hemsworth), yang pemarah.

Namun, Martin yang semakin mengendus ketidakberesan di lingkaran orang-orang yang ditemuinya tidak menyerah untuk menggali lebih dalam apa yang sebenarnya terjadi. Pada sebuah kesempatan ia minum di bar dengan Earl, yang mengaku bisa membantunya memecahkan berbagai sandi yang melindungi akun-akun nasabah yang mungkin melakukan berbagai aktivitas keuangan mencurigakan.

Pada kesempatan itu, ada juga Katie di sana yang bernyayi live karaoke membawakan lagu "House of The Rising Sun" dari The Beatles. Caleb kakaknya juga ternyata ada di situ. Martin dan Caleb sempat hampir terlibat perkelahian. Caleb melarangnya untuk datang kembali ke sana. Caleb marah karena merasa Martin tidak peduli kepada ayahnya yang sudah tua maupun tentang ibunya yang telah tiada.

Keesokan harinya, Martin mendapatkan pesan dari Earl di handphone-nya. Ada masalah yang serius sehubungan dengan urusan yang sedang dikerjakan Martin.

Earl berhasil melacak sebuah investasi ilegal dalam bentuk uang kripto yang dilakukan oleh orang-orang Omni sendiri dalam jumlah yang sangat besar, 10 juta US dollar. Transaksi dengan berbagai nasabah ini dilakukan oleh seseorang dengan IP adress yang sama, Carcasse Bait and Tackle, di Kanada.

Pernah juga Earl diteror oleh seorang pembeli yang datang ke tokonya dan pura-pura membeli vodka. Ia memberikan secarik kertas bertuliskan "Kryshka" kepada Earl. Setelah ditelusuri, itu adalah nama sebuah geng Rusia, yang sering melakukan hal-hal yang kejam, baik pembunuhan, pencurian, maupun kegiatan-kegitan ilegal lainnya.

Earl mengaku bahwa ia sangat menyesal telah terlibat dengan hal ini. Dan menyarankan kepada Martin untuk berhati-hati.

Pada suatu hari, seseorang dari Endelman Gallery menelfon ke kantor Martin dan memintanya untuk datang. Martin mengira telefon itu dari Katie.

Setelah sampai di sana, ternyata Penelope lah yang datang menemuinya. Katanya Katie tidak masuk kerja pada hari itu. Katie yang tampak tegang pada hari itu menyerahkan sebuah majalah berisi koleksi lukisan kepada Martin.

Sebelum berpisah, Penelope sempat bertanya "Mana yang lebih baik, kemiskinan dengan keamanan, ataukah ketidakpastian?" Itu ditanyakannya, karena ia mengaku bahwa ia suka dengan kecerdasan Martin, dan apa yang membedakan tikus kota dan tikus desa yang tampak dalam dirinya. "Sayangnya, hidup tidak sesederhana itu", katanya.

Merasa ada pesan terselubung yang ingin disampaikan oleh Penelope, Martin pun membuka-buka halaman majalah itu untuk mencari petunjuk. Pada sebuah halaman, ia menemukan sebuah tulisan "LT-88 Petersburg". Itu adalah sebuah kode kapal yang bernama MV Petersburg, yang dipergunakan oleh semacam organisasi mafia untuk melakukan praktik pencucian uang melalui penjualan karya seni secara ilegal, yang melibatkan Endelman Gallery dan Omni Bank cabang Elba.

Martin yang juga menyadari ancaman dari kejahatan yang sedang ia telusuri, melaporkan hal itu kepada Robin, atasannya. Robin juga tampak merespons dengan serius. Ia menyarankan Martin untuk tetap pada jalur yang dia lakukan dan mempersiapkan segala hal untuk kepulangannya kembali ke New York besok pagi.

Khawatir dengan bahaya yang mengancamnya, Martin menelfon Katie tapi tidak tersambung. Ia tidak kembali ke hotel, tapi ia pergi ke lahan pertanian ayahnya. Mungkin niatnya adalah sekalian pamit, karena akan kembali ke kota, sekaligus menunjukkan penyesalannya untuk bisa berdamai dan melupakan kenangan pahit masa lalu dengan ayah dan kakaknya.

Namun, beruntung bagi Martin, sebab pada malam ia tidur di rumah ayahnya, Penelope ditemukan tewas diduga overdosis di rumahnya. Dikabarkan bahwa ia bahkan sampai menggigit lidahnya.

Selain itu, swalayan milik Earl juga dikabarkan habis terbakar malam itu. Earl sendiri ikut tewas dalam musibah kebakaran itu. Semua kabar ini disaksikan Martin dan Caleb kakaknya saat mereka sarapan di Caf. Martin menyadari semua ini pasti berhubungan dengan masalah yang dia investigasi.

Caleb mengantarkan Martin kembali ke hotelnya. Sepeninggal Caleb, Martin beranjak menuju kamarnya. Kagetnya dia, karena pintu itu ternyata telah dibobol.

Tidak lama kemudian datang seorang pengantar paket kembali mengagetkannya. Ia tidak tahu itu paket dari siapa, yang jelas paket dalam dus itu ditujukan kepadanya.

Martin kemudian membukanya, dan mengetahui bahwa itu berasal dari Earl, sahabatnya yang sudah tewas. Di dalamnya ada sebuah minuman beralkohol bermerek Flamethrower, merek minuman yang dulu saat SMA mereka curi bersama-sama dari swalayan milik ayah Earl.

Ada juga sebuah disk yang berisi video Earl yang membeberkan berbagai kode transaksi pencucian uang melibatkan orang-orang dalam Omni Bank dan beberapa pemegang saham yang juga terlibat dalam praktik pemerasan, pembunuhan dan berbagai hal ilegal lainnya. Earl sempat mendokumentasikan hasil penelusurannya ini, mulai dari pencarian dengan kata kunci Carcasse, dan menyadari bahwa ia berurusan dengan sesuatu yang besar dan mengancam nyawanya sendiri.

Martin juga mendapatkan pesan singkat dari Robin, yang menanyakan mengapa ia tidak ada di hotel semalam. Sementara itu, ada juga selongsong peluru dan bantal yang berlubang bekas tembakan. Pastilah semalam ada yang berusaha membunuhnya. Apakah mungkin itu Robin, bosnya sendiri?

Martin mendapat telefon dari Caleb untuk segera kembali ke rumah, karena ayahnya tidak ada di rumah. Mereka juga mendapatkan pesan dalam sebuah keranjang berisi potongan lidah dan secarik kertas berisi alamat sebagai sebuah petunjuk untuk bertemu.

Caleb yang kalap mengambil senapan otomatis di gudangnya. Ia adalah seorang veteran perang Irak. Emosinya yang tidak stabil sekembalinya dari misi perang, ditambah kenyataan ibunya yang meninggal, adalah sebagian alasan mengapa ayahnya tidak mau menjual lahan pertanian itu.

Ayahnya ingin bersama dengan Caleb mengerjakan lahan pertaniannya, sehingga Caleb bisa sedikit teralihkan dari kenangan-kenangan pahit yang sering membangkitkan amarahnya. Martin mencoba menenangkannya, bahwa mereka akan menyelamatkan ayah mereka, tapi harus berpikir cerdas. Lagipula lidah itu bukanlah lidah ayah mereka.

Martin dan Caleb menuju alamat itu. Martin sudah terlebih dahulu menghubungi Katie, dan menyampaikan kejahatan yang mereka hadapi.

Di tempat pertemuan, ternyata ada Ted Patterson bersama dengan anggota mafia Kryshka yang juga membunuh Janice. Rencananya ayah Martin ditukar dengan disk yang berisi daftar transaksi ilegal dalam bentuk uang kripto itu.

Namun, Caleb yang muncul tiba-tiba dari bak truk dengan senapan serbu otomatisnya sangat dikenali oleh Ted, yang telah sekian tahun menyamar sebagai akuntan publik di Elba. Ia tidak mau main-main dengan veteran perang Irak yang setengah gila.

Tidak lama petugas FBI pun tiba di lokasi pertemuan itu. Ternyata Katie adalah seorang agen FBI yang telah 6 bulan menyamar sebagai pegawai di Endelman Gallery. Ia bertugas menyelidiki hal mencurigakan sehubungan dengan kepatuhan keuangan dan masalah kepemilikan yang tidak jelas.

Dalam file yang disalin oleh Earl, ternyata Robin Whiting, bos Martin di Omni Bank, ikut terlibat dalam pencucian uang ini. Penugasan Martin ke Elba sendiri tampaknya hanya sebuah strategi busuk untuk menghabisinya di sana. Sang bos tentu sangat mengenal latar belakang Martin yang bermasalah dengan keluarganya sendiri.

Rencananya untuk mengkombinasi strategi dengan teror dari mafia Rusia yang kejam, ternyata tidak berjalan mulus. Di Elba, Martin bahkan menemukan rekonsiliasi dengan kakak dan ayahnya, sekaligus berhasil membuka kedok pencucian uang bernilai besar di tempatnya bekerja.

Caleb, Martin dan Martin, Sr (https://www.imdb.com)
Caleb, Martin dan Martin, Sr (https://www.imdb.com)
Namun, ia kehilangan sahabat baiknya, Earl. Juga bersedih atas kematian Janice, yang meninggalkan sebuah mug yang biasa dia pakai untuk minum di kantor dan sempat dipakai Martin yang menggantikan dia, bertuliskan "Women of God".  

Omni Bank kemudian berubah menjadi Omnicorp. Robin ditangkap oleh FBI atas bukti-bukti kejahatannya. Martin sendiri berhenti bekerja dari sana. Ia melanjutkan pengelolaan "tambang uang" yang semua peralatan dan teknologinya dikirimkan oleh Earl kepadanya. Ia tinggal di lahan pertanian bersama ayahnya dan Caleb kakaknya.

Kepada Caleb, Martin sempat mengaku, bahwa dulu dia meninggalkan rumah dengan dendam, bahwa ia pasti bisa menjadi lebih baik dengan menjadi seseorang di kota. "Ternyata itu semua sama saja, ketika engkau di Wall Street nyatanya kau tetap bekerja di basement dan disuruh-suruh. Bedanya, hanyalah engkau mengenakan setelan jas seharga 10.000 US dollar", katanya.

Seperti kenyataan bahwa dulu Napoleon dibuang ke pulau Elba, tapi ia kembali ke Prancis setelah pembuangan dan menguasainya. Demikianlah Martin menggambarkan keadaanya kepada Robin, bosnya itu, ketika mereka berpapasan di pintu saat Martin akan keluar dan Robin dijemput oleh FBI.

Referensi: www.imdb.com 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun