Ikan-ikan yang kami dapatkan di sini dinamakan Jurung, Nurung Mbiring atau Nurung Mbentar. Bumbu yang diperlukan dan nasi secukupnya memang sudah kami siapkan dari rumah.
Rasanya sangat nikmat. Apa yang didapat hari ini menjadi bekal makan secukupnya pada hari ini, karena besok mempunyai kesusahannya sendiri.
Di desa ini kami memang bertemu beberapa orang tua yang sudah lanjut usia. Beberapa ada yang sekadar duduk berjemur di teras atau pekarangan depan rumah, ada juga yang mengayam tikar pandan. Ibu teman kami ini sendiri sudah cukup berumur dan tampak masih sehat.
Saya dan beberapa teman saling bertukar cerita atas pengalaman sehari di Selawang, barangkali umur panjang dari orang-orang tua lanjut usia yang ada di desa ini, berhubungan dengan kehidupan desa yang masih cukup alami. Barangkali masih bisa mencari ikan pada pagi untuk dimasak menjadi lauk pada siang atau sore hari, di samping dedaunan dan sayuran yang bisa mereka nikmati dari hasil menanam sendiri.
Menjala Ikan di Sungai Lau Raja
Lain lubuk lain belalang. Bila di Selawang kami bisa ikut menyusuri sungai karena karakter sungainya dipenuhi batu-batu besar yang bisa kami jadikan untuk pijakan melangkah, maka pada 13 Januari 2018 di sungai Lau Raja, kami relatif lebih banyak hanya berjalan menyusuri tepian sungai, rawa-rawa dan sesekali melintasi sawah penduduk, karena sungainya cukup dalam dan tidak terlalu berbatu-batu.
Kami bersama beberapa orang teman, membawa bekal dan perlengkapan, nasi yang sudah masak, tomat, cabai, bawang, kacang, garam, yang rencananya untuk dimasak menjadi teman makan lauk ikan bakar hasil tangkapan.