Dengan latar belakang kedekatan hubungan dengan seseorang yang disukainya, Amanda Makar, seorang gadis dari kota datang ke sebuah tempat di Alaska, bernama Port Protection. Itu adalah sebuah pelabuhan kecil yang tersembunyi di sebuah teluk kecil yang dikelilingi oleh hutan yang asri.
Meskipun hubungan itu akhirnya kandas, Amanda memutuskan tidak kembali pulang. Ia memilih menetap untuk tinggal di Port Protection, dan belajar menyelaraskan kehidupannya dengan alam sekitar, laut dan hutan.
![early morning in Port Protection, Alaska (Sumber: https://fishportprotection.com/portprotection)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/early-morning-in-port-protection-alaska-5ea1cd31097f3640ef5fd7a2.jpg?t=o&v=770)
![Rumah Perahu Amanda Makar di Port Protection, Alaska (Sumber: http://www.arenagadgets.com/wp-content/uploads/2020/03/amanda-makar-bio.jpg)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/amanda-makar-bio-5ea1ce86097f3610bf4422e2.jpg?t=o&v=770)
Memulai kehidupannya di rumah baru, Amanda mulai membenahi perahunya. Mendapatkan bantuan warga lokal untuk membuat sebuah tungku pemanas kayu bakar, membongkar mesin tua yang sudah lapuk untuk ruang lebih banyak di perahu, memperbaiki sebuah sampan kecil, belajar cara membuat kail dan umpan sebagai bekal untuk memancing ikan di laut, adalah beberapa kebaikan yang dia dapatkan untuk mulai belajar hidup mandiri di alam jauh dari kampung halaman.
Warga lokal cukup senang dengan kepribadian Amanda yang ramah dan tampak bertekad bulat untuk hidup mandiri di Port Protection.
Kata salah seorang warga, cukup menyenangkan mendapatkan seorang anak muda sebagai warga baru yang memiliki semangat pelopor. Hal itu sehubungan dengan banyaknya anak muda di sana yang lebih memilih untuk pindah dan hidup di kota.
Meskipun tidak seperti Amanda yang memilih untuk tinggal menetap di atas sebuah perahu di sebuah tempat yang terpencil, ternyata memang benar bahwa kehidupan yang dekat dengan alam, entah bagaimana bisa menghadirkan sebuah pengalaman yang menyehatkan bagi sebuah jiwa yang dilanda kepenatan.
Bila Amanda mungkin awalnya merasa penat dengan beban putus cinta, kebosanan menjalani sebuah hal yang rutin juga adalah sebuah kepenatan yang tidak kalah berat.
Berbekal pengalaman masa kecil, bersama dengan teman-teman yang juga memiliki semangat yang sama terkait kecintaan terhadap kehidupan yang dekat dengan alam, beberapa kali kami mencoba menelusuri sungai-sungai, keluar masuk hutan, sembari menikmati keindahan dan ikan-ikan yang bisa didapatkan dari alam.
Menjala Ikan di Lau Petani
Desa Selawang adalah sebuah desa yang termasuk wilayah Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Bersama seorang teman, Mas Suroso namanya, yang berasal dari desa ini, dan sudah terbiasa menjala ikan ke sungai, saya dan tiga orang teman lainnya, Dani, Jahtera, dan Disnai, pada 24 Juli 2017 yang lalu, mencoba merasakan asrinya suasana sungai, Lau Petani, dan hutan Bukit Barisan yang menaungi sungai-sungainya.
![dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/selawang-6-5ea1cf61097f3622685a7574.jpg?t=o&v=770)
Ikan-ikan yang kami dapatkan di sini dinamakan Jurung, Nurung Mbiring atau Nurung Mbentar. Bumbu yang diperlukan dan nasi secukupnya memang sudah kami siapkan dari rumah.
![Memasak ikan hasil tangkapan, Selawang (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/selawang-1-5ea1ce83d541df166f4ac4a2.jpg?t=o&v=770)
Rasanya sangat nikmat. Apa yang didapat hari ini menjadi bekal makan secukupnya pada hari ini, karena besok mempunyai kesusahannya sendiri.
![Menikmati makan di tepi sungai, Selawang (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/selawang-4-5ea1cf3cd541df1cdb32ec22.jpg?t=o&v=770)
Di desa ini kami memang bertemu beberapa orang tua yang sudah lanjut usia. Beberapa ada yang sekadar duduk berjemur di teras atau pekarangan depan rumah, ada juga yang mengayam tikar pandan. Ibu teman kami ini sendiri sudah cukup berumur dan tampak masih sehat.
Saya dan beberapa teman saling bertukar cerita atas pengalaman sehari di Selawang, barangkali umur panjang dari orang-orang tua lanjut usia yang ada di desa ini, berhubungan dengan kehidupan desa yang masih cukup alami. Barangkali masih bisa mencari ikan pada pagi untuk dimasak menjadi lauk pada siang atau sore hari, di samping dedaunan dan sayuran yang bisa mereka nikmati dari hasil menanam sendiri.
Menjala Ikan di Sungai Lau Raja
Lain lubuk lain belalang. Bila di Selawang kami bisa ikut menyusuri sungai karena karakter sungainya dipenuhi batu-batu besar yang bisa kami jadikan untuk pijakan melangkah, maka pada 13 Januari 2018 di sungai Lau Raja, kami relatif lebih banyak hanya berjalan menyusuri tepian sungai, rawa-rawa dan sesekali melintasi sawah penduduk, karena sungainya cukup dalam dan tidak terlalu berbatu-batu.
![Sungai Lau Raja, Pertumbuken-Barusjahe-Serdang (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/badigulan-4-5ea1cff8d541df314c576662.jpg?t=o&v=770)
Kami bersama beberapa orang teman, membawa bekal dan perlengkapan, nasi yang sudah masak, tomat, cabai, bawang, kacang, garam, yang rencananya untuk dimasak menjadi teman makan lauk ikan bakar hasil tangkapan.
Kami mulai menjala ikan sekitar pukul 10 wib, di sungai sekitar persawahan yang termasuk wilayah desa Pertumbuken Kecamatan Barusjahe.
Setelah melewati rute sungai sepanjang 4 kilometer, kami beristirahat. Sudah ada puluhan ekor ikan yang berhasil dijala oleh dua orang teman dari Desa Serdang, yang memang sudah biasa menjala ikan di sungai ini.
![Menjala Ikan di Sungai Lau Raja (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/badigulan-9-5ea1d078d541df66ed38abe2.jpg?t=o&v=770)
![Memanggang ikan hasil tangkapan di Lau Raja (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/badigulan-8-5ea1d09fd541df31111a2a44.jpg?t=o&v=770)
![Sayur pakis \ dokpri](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/badigulan-6-5ea1d0ccd541df4ae94abe93.jpg?t=o&v=770)
Tidak terlalu banyak lagi ikan yang bisa kami dapatkan dalam sisa perjalan. Lagipula maksud perjalanan hari ini memang lebih ke arah menikmati keindahan alam, sungai, hutan dan pegunungan, dan mendapatkan makan siang yang secukupnya dari sungai.
Sebelum pulang, kami singgah untuk mandi di sebuah bendungan yang juga dinamakan bendungan Badigulan. Kawasan ini termasuk wilayah desa Barusjahe.
Ini adalah sungai yang berada di bawah sebuah lembah yang dinamakan Lembah Seribu Bunga. Lembah yang diniatkan oleh seorang penduduk setempat menjadi sebuah lokasi eko-wisata pada masa yang akan datang.
![di Lembah Seribu Bunga, Barusjahe (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/26229454-1160442647419891-6140561369107239690-n-5ea1d394097f363ae72f4553.jpg?t=o&v=770)
![Mandi di Bendungan Badigulan, Barusjahe (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/26815165-1160442384086584-3531745666180808466-n-5ea1d24ad541df314f050ad5.jpg?t=o&v=770)
Mereka adalah warga lokal yang sudah mirip dengan pemandu perjalanan ke alam liar yang sering mendampingi orang-orang konservasi seperti dalam liputan kehidupan alam liar di National Geographic.
![Menjala ikan di Lau Raja, bersama Mohin dan Roberto (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/badigulan-3-5ea1d3d9d541df605f7d7ac2.jpg?t=o&v=770)
![Menjala ikan di Lau Raja bersama teman-teman Kantor Camat Kabanjahe (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/28377791-1186682351462587-5388196996194035368-n-5ea1d3fbd541df36827bdac4.jpg?t=o&v=770)
![Ikan Jurung, Nurung Mbentar sungai Lau Raja (Dokpri)](https://assets.kompasiana.com/items/album/2020/04/24/28378096-1186682204795935-3877258568478682769-n-5ea1d424d541df512e5e56b2.jpg?t=o&v=770)
Rute pencarian ikan saat masih berumur empat tahun bersama almarhum kakek menjala ikan, mendorong saya pribadi untuk kembali mengalami sensasi kehidupan alam liar itu.
Tentu semangat yang sama bukan milik pribadi yang hanya berhenti pada kita saja, karena entah bagaimana caranya, semangat semacam itu akan selalu lahir dari generasi ke generasi, yang hanya bisa tersaji bila kita bisa ikut berperan menghentikan laju degradasi lingkungan.
Menjala dan memancinglah secukupnya. Jangan memakai racun, semacam putas dan lain sebagainya, jangan juga menggukanan setrum, yang tidak saja membunuh ikan yang kita inginkan, tapi juga benih-benih ikan yang sebenarnya menjadi cikal bakal kehidupan selanjutnya, pada generasi yang akan datang.
Lekaslah sembuh ibu bumi. Salam lestari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI