Sophia memang kembali ke rumah saat imlek. Namun, diperjalanan dia terlanjur mendapatkan kiriman video dari ayahnya yang mungkin karena merasa tidak yakin bahawa  Sophia akan datang, membuat rekaman video dibantu Bao, yang berisi ucapan selamat tinggal karena dia mungkin tidak lama lagi akan meninggal dunia, dan hal-hal yang telah dia persiapkan dan dianggap perlu untuk diketahui Sophia. Tentu saja Sophia kaget mendapatkan video dari ide gila kakek Lim dan Bao ini.
Singkat cerita, setelah perayaan imlek, kakek Lim akhirnya ikut bersama Sophia dan Sarah yang kembali pulang ke New York. Bukan soal happy ending-nya, namun dari kisah ini kita bisa banyak belajar tentang pendidikan karakter kepada anak, yang diajarkan oleh orang tua yang telah banyak melalui penderitaan dalam hidupnya, dan apa dampaknya bagi pembentukan karakter anak-anak itu.
Di balik masa lalu yang pahit dan menorehkan luka, keteguhan hati kakek Lim dalam menjalani hidup masa tuanya dengan banyak membantu orang lain, terutama dalam hal mengasihi dan mengajari anak-anak dengan menjadi temannya di saat para orang tua sibuk dengan dunia mereka, kita bisa melihat bahwa "Kemanapun kita pergi, dan apa pun yang terjadi, hidup akan selalu memiliki sisi keindahannya, jika kita percaya kepada kekuatan mimpi-mimpi".
Mimpi itulah yang telah membekas di benak dan hati Sarah, diceritakan oleh neneknya kepada ibunya, dan oleh ibunya kepada dirinya, bahwa kakek dan nenek seperti bintang-bintang. Tidak selamanya mereka terlihat, tapi mereka selalu ada di sana. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H