Ada beberapa orang yang dia ceritakan di sela-sela kisahnya sendiri sebagai pemilik kedai makan yang buka larut malam hingga fajar menyingsing. Pertama, kisahnya dengan Alon, seorang aparat polisi di kota itu yang sudah dianggapnya sebagai saudaranya sendiri.
Bagi Chef, Alon adalah jenis manusia yang mewakili sebagian besar orang yang menyimpan kenangan atas luka di hati yang jauh lebih membekas dari pada kenangan atas luka di wajah. Chef adalah seorang yang pernah berjuang di medan perang bersama Alon.
Karena trauma atas kenangan itu, Alon memiliki kelemahan dalam pengendalian amarahnya. Luka di wajah Chef sendiri adalah bekas sabetan bayonet dari Alon ketika mereka sama-sama berperang.
Pernah suatu hari Alon dihajar oleh Chef karena Alon tidak mampu mengendalikan amarahnya di pasar, ketika ia menendangi tumpukan kotak es berisi ikan yang diletakkan di atas trotoar milik seorang pedagang. Chef tidak takut Alon marah, karena ia sudah menganggapnya sebagai saudaranya sendiri.
Alon adalah pengunjung setia kedai yang buka tengah malam ini, dan selalu menempati tempat duduk paling pojok sebelah kanan meja. Sejak Alon dihajar oleh Chef, ia tidak mampir lagi ke kedai, tapi Chef tahu bahwa Alon pasti akan kembali.
Memang begitulah seringkali adanya orang bersaudara. Tidak perlu meminta maaf walaupun sesekali ada permasalahan, karena saudara semestinya memang sudah saling memaafkan sebelum saudaranya memintanya.
Kedua, kisah selanjutnya dari Yuan dan ibunya. Yuan adalah seorang anak yatim yang dibesarkan sendiri oleh ibunya sebagai orangtua tunggal. Ibunya berjualan ikan di pasar.
Dulu, waktu Yuan masih kecil, ibunya hampir bunuh diri menceburkan diri ke laut. Mereka akhirnya selamat, karena Yuan menghalangi niat ibunya dengan menarik lengannya dan berkata bahwa ia lapar. Yuan dan ibunya selamat karena seporsi tumis kerang untuk Yuan yang lapar.
Setiap kali Yuan mencari ibunya yang keluar rumah untuk mabuk minum-minum ke kedai ini, Yuan pasti akan selalu memakan tumis kerang yang dipesan ibunya.Â
Ibu Yuan sendiri sebenarnya tidak mabuk, karena minuman beralkohol yang ia minum sebenarnya telah dicampur dengan air. Chef yang mengaturnya begitu.
Yuan sudah terbiasa menderita sejak kecil. Sekarang Yuan bekerja sebagai petugas kebersihan di sebuah sasana tinju dan merangkap sebagai teman latihan bagi temannya, bernama Hu. Ia adalah seorang petinju profesional.