Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ke Badigulan Aku Kan Kembali

3 Februari 2020   01:50 Diperbarui: 3 Februari 2020   02:08 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
mandi di sungai sekitar lembah Badigulan (dokpri)

Bersama teman menyusuri sungai di sekitar Lembah Badigulan (dokpri)
Bersama teman menyusuri sungai di sekitar Lembah Badigulan (dokpri)
Menjala ikan bersama teman di sungai sekitar Lembah Badigulan (dokpri)
Menjala ikan bersama teman di sungai sekitar Lembah Badigulan (dokpri)
Alam senantiasa menanggung beban atas kehidupan semua makhluk yang berpijak di atas tanahnya, hidup dan berenang di dalam perairannya, terbang di udaranya, bahkan yang bersembunyi dalam diam di lapisan di bawahnya. Ia mencukupkan kebutuhan semua yang hidup, meskipun pasti tidak akan cukup untuk memuaskan keserakahan sekalipun sedikit orang.

Bersama teman-teman, kami kembali ke Badigulan. Seharian berbau lumpur sawah, bertemankan kera dan serangga, mendengarkan kicau burung dan gemericik suara sungai, memandang langit, gunung, tebing hingga lembayung senja bergelayut di ufuk Barat.

Dahulu kala, Trivium dan Quadrivium mungkin saja tercipta berawal dari candaan Socrates dan Plato yang berbagi kekonyolan di bawah pohon Aras, di kelas alam terbuka pada sebuah tempat di kaki Olympus.

Bersama teman menyusuri sungai di sekitar lembah Badigulan (dokpri)
Bersama teman menyusuri sungai di sekitar lembah Badigulan (dokpri)
Bagi hati yang tertanam di setiap jengkal tanah di hutan belantara dan sungai yang menuju muara, kembali ke Badigulan bukan saja demi menjaga jejak kenangan tetap terbaca. Namun, itu adalah bagian pengenalan potensi wilayah bagi manusia-manusia yang hidup di sekitarnya. 

Meskipun tidak seakbar Grand Canyon di Amerika, tapi tebing-tebing di berbagai tempat di sepanjang aliran sungai yang mengairi lahan sawah sepanjang jalurnya mulai dari Desa Serdang, Desa Bulanjahe, Desa Bulanjulu, dan Desa Buntu Kecamatan Barusjahe ini, menghadirkan pemandangan tebing ngarai yang unik dengan beragam flora, fauna dan ikan-ikan yang masih mengarungi dengan tenang sungai-sungainya.

Dua orang ibu membajak sawah irigasi di sekitar lembah Badigulan (dokpri)
Dua orang ibu membajak sawah irigasi di sekitar lembah Badigulan (dokpri)
mandi di sungai sekitar lembah Badigulan (dokpri)
mandi di sungai sekitar lembah Badigulan (dokpri)
warga lokal menjala ikan di sungai Lau Raja, sekitar lembah Badigulan (dokpri)
warga lokal menjala ikan di sungai Lau Raja, sekitar lembah Badigulan (dokpri)
Walau bukan seperti senja ketika matahari turun ke dalam jurang-jurang Mandalawangi Pangrango yang didatangi Soe Hok Gie, datang kembali ke dalam ribaan, ke dalam sepi dan dinginnya Badigulan, segera akan membawa kita merasakan bahwa di sini kita tidak sekadar mengenali manfaat dan guna dari sebuah aliran sungai dan sumber mata airnya. 

Di sini kita akan mengenal cinta, keindahan dan keberadaan sumber kelangsungan hidup lingkungan dan segala isinya. Maka patutlah kita menerima keberadaanya apa adanya. Alam yang indah dan kaya tidak lantas serta merta menjadi layak untuk dieksploitasi seenaknya.

Sebagian hal seperti pantas dan lebih baik untuk diterima apa adanya saja, demi kebaikan kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun