Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Kopi Harapan", Seuntai Doa di Dalam Segelas Kopi dari Siosar

27 Oktober 2019   17:58 Diperbarui: 28 Oktober 2019   12:26 1165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua orang ibu yang sedang beristirahat di sela kegiatan memanen kopi di Siosar (Foto: Pdt. Rocky Marchiano Tarigan)

Mereka percaya kopi adalah anugerah Tuhan bagi mereka dan akan mengubah masa depan mereka menjadi lebih baik.

Anak-anak di Siosar sedang berlatih di sebuah balai, memainkan (dokumentasi pribadi)
Anak-anak di Siosar sedang berlatih di sebuah balai, memainkan (dokumentasi pribadi)
Dalam segelas kopi pada sore hari itu, ada doa Pak Sitepu akan sebuah harapan masa depan. Oleh mereka, Kopi Siosar dia sebut "Kopi Harapan." 

Di dalamnya terkandung makna, bahwa Tuhan maha baik menciptakan kopi, dan menabur kesuburan untuk dia tumbuh baik di Siosar. Mari kunjungi Siosar dengan semangat menyatu dengan alam, dalam balutan nuansa spiritual dan filosofi kopi.

Tulisan ini berdasarkan pengalaman yang direkam langsung oleh Pdt. Rocky Marchiano Tarigan, S.Si, M.Sos dari hasil pengamatan dan interaksinya langsung dengan warga pengungsi bencana erupsi Gunung Sinabung secara umum, khususnya pengungsi dari Simacem, Bekerah, dan Sukameriah, yang saat ini telah menetap di Siosar, dan dituliskan kembali untuk Kompasiana. 

Pendeta yang masih tergolong berusia muda ini, adalah salah seorang pendeta di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP), yang sejak tahun 2018 hingga saat ini, melayani jemaat di Majelis Bekerah-Simacem di Siosar, sekaligus ditunjuk juga menjadi Ketua Desa Wisata Siosar oleh Pemerintah tiga Desa di Siosar.

Ia lahir di Kabanjahe, pada tanggal 22 Maret 1985. Ia menyelesaikan pendidikan Sarjana Teologi di UKSW Salatiga, dan kini telah menyelesaikan pendidikan Magister Studi Pembangunan di FISIP USU Medan.

Bukan tanpa alasan warga tiga desa di Siosar itu menunjuknya menjadi ketua desa wisata, karena sebelumnya ia juga pernah menjadi Ketua Unit Wisata Rohani GBKP dalam rentang tahun 2012-2015, pada saat ia juga melayani jemaat di Majelis GBKP Buluh Awar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang.

MJJ Coffee di Kawasan Relokasi Siosar binaan Pdt. Rocky Marchiano Tarigan (Foto: dokpri)
MJJ Coffee di Kawasan Relokasi Siosar binaan Pdt. Rocky Marchiano Tarigan (Foto: dokpri)
Di luar pakem mainstream yang menempatkan seolah ada keterpisahan antara kehidupan dan pelayanan rohaniwan dengan profesi yang lain, pendeta ini merasa tidak cukup hanya dengan berkhotbah di atas mimbar tanpa melakukan tindakan nyata bagi kehidupan jemaat dan warga desa tempatnya melayani, maka ia juga dikenal sebagai penggerak semangat kewirausahaan dan pemberdayaan masyarakat, khususnya pertanian dan pariwisata terintegrasi di Siosar. 

Dia mengelola sebuah kafe mungil nun jauh di ketinggian Siosar yang dia beri nama MJJ Coffee, sebuah inisial dari salam khas orang Karo, "Mejuah-Mejuah."

Ia menjalani pelayanan dan kesehariannya dengan moto, "Hidup bukan kebetulan, tapi terencana sistematis oleh kekuasaan Tuhan. Kehadiran di dunia bukan sekadar saja, tapi melakukan sesuatu menjadi tanda kita pernah ada di dunia ini."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun