Menghadapi keadaan dilematis itu, maka beberapa grup musik tiup tidak bertahan begitu lama. Selain karena hal di atas, hal lain yang juga menjadi tantangan adalah tatkala koordinator masing-masing grup ini meninggal dunia.Â
Seiring dengan meninggalnya koordinator, maka grup musik tiup yang dia bina juga ikut mati. Termasuk juga musik tiup GBKP yang ada di Kabanjahe, sempat mati suri dan berhenti melayani.
Setelah mati suri berpuluh tahun lamanya, akhirnya musik tiup GBKP yang ada di Kabanjahe bertransformasi dan hidup kembali pada tahun 1983.Â
Namun, satu yang membedakannya dengan grup musik tiup yang sebelumnya adalah kali ini seluruh anggotanya adalah pelajar setingkat SMA. Salah satu anggotanya adalah anak dari Alm. Pt. Em. Hiskia Ketaren, dimana beliau juga merupakan pelatih sekaligus pengasuh dan pembinanya hingga ia meninggal dunia pada tahun 2014 yang lalu.
Grup musik ini dinamakan GBKP Musik Tiup atau disingkat GMT. Selain dedikasinya sebagai pelatih, pengasuh dan pembina GMT, alm. Pt. Em. Hiskia Ketaren yang merupakan seorang penatua emeritus di GBKP ini juga menyediakan rumahnya sebagai tempat latihan serta menyiapkan sebuah ruangan yang berfungsi sebagai gudang untuk penyimpanan alat-alat musik, hingga saat ini. Itu adalah sebuah rumah tua nan asri di Jl. Muli Br Sebayang No. 8 Kabanjahe.Â
Selain GMT, ada beberapa grup musik tiup yang bertahan hingga saat ini seperti grup musik tiup GBKP yang ada di Surbakti, bahkan sudah mulai dirintis dan berkembang juga di beberapa tempat lainnya, yakni di GBKP Majelis Kandibata (Kab. Karo), di Sibolangit (Deli Serdang) dan lain-lain.
Asumsi ini didasari atas pertimbangan bahwa yang menjadi anggota pemain musik di GMT direkrut anak-anak atau pelajar mulai sejak kelas VIII SMP dan akan berakhir keanggotan aktifnya di GMT setelah mereka menamatkan pendidikan SMA. Jadi selama 36 tahun hingga saat ini, telah terjadi regenerasi terus menerus tanpa putus di GMT.
Saat ini para alumninya berdomisili tersebar di berbagai daerah di Indonesia, dengan berbagai latar belakang pekerjaan, usaha mata pencaharian dan profesi.Â
Sebagian lagi sedang menempuh pendidikan lanjutan di berbagai perguruan tinggi dengan berbagai jurusan. Namun, ada juga beberapa di antaranya tetap bergelut di bidang musik dengan menempuh pendidikan lanjutan terkait seni musik, maupun mengembangkan komunitas musik, khususnya musik tiup di tempat di mana ia berdomisili kini.