Mohon tunggu...
Teopilus Tarigan
Teopilus Tarigan Mohon Tunggu... ASN - Pegawai Negeri Sipil

Pro Deo et Patria

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Suatu Ketika di Masa Bintang-bintang Tak Lagi Seperti Biasa

2 Juli 2019   13:34 Diperbarui: 4 Juli 2019   23:52 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sementara itu, Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Mulyono Rahadi Prabowo, mengungkapkan, kondisi itu sebenarnya normal terjadi pada musim kemarau. Angin yang datang tak membawa uap air. Jadi, potensi pertumbuhan awan pemicu hujan semakin kecil. Konsekuensi dari kondisi tersebut adalah perbedaan suhu siang dan malam yang lebih besar dari biasanya. 

Saat siang yang cerah, bumi akan menerima radiasi panas matahari lebih banyak sehinga suhu terasa lebih tinggi. Warga akan merasa gerah. Sebaliknya, karena tak ada awan, bumi akan lebih cepat melepaskan panas yang diterima ke atmosfer saat malam. "Makanya akan menjadi lebih dingin dibandingkan kondisi biasanya," kata Mulyono saat dihubungi Kompas.com, Jumat (4/8/2017).

Dari sederet ulasan di berbagai artikel yang dikutip di atas dan dari sudut pandang lingkungan dalam bungkus sastra sebagaimana pesan moral dalam novel Dunia Anna itu, mungkin patut kita renungkan. mungkinkah manusia dengan segala "kemajuan" yang dicapainya sebenarnya berperilaku mundur sehingga kemungkinan gagal membaca pesan yang telah tersimpan dalam riwayat bintang-bintang? Jangan-jangan sumbu bumi sedang berputar sehingga suatu waktu nanti arah Utara bukan lagi ditunjukkan oleh Rasi Bintang Biduk dan arah Selatan bukan lagi ditunjukkan oleh Rasi Bintang Pari. Tempat yang dulunya bersalju menjadi gurun tandus, dan sebaliknya gurun-gurun tandus menjadi padang salju yang dingin membeku. 

Mungkin terlalu berlebihan, tapi bintang-bintang juga mencatat riwayat-riwayat yang penuh dengan berbagai kemungkinan yang mungkin tidak pernah kita bayangkan. Disamping itu semua, cara kita berperilaku dalam memperlakukan alam turut menentukan seperti apa bumi yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita nanti. Mungkin itu terjadi saat kita tidak lagi di sana, atau mungkin juga masih ada di sini.

Sumber Referensi:
scribd.com
bobo.grid.id
bbc.com
atriadanbuku.blogspot.com
kompas.com 1
kompas.com 2
kompas.com 3
Jostein Gaarder, Anna. En fabel om klodens klima og miljo, terj. Dunia Anna, Bandung: PT. Mizan Pustaka, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun