Mohon tunggu...
Money Pilihan

Korelasi Big Data dan Supermarket Serta efeknya pada Konsumen

24 Oktober 2018   17:24 Diperbarui: 24 Oktober 2018   17:31 495
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Data ini juga dapat digunakan untuk mengubah hubungan antara pemasok dan pengecer sehingga pengecer memercayai pemasok ke titik di mana rekomendasi pemasok ditindaklanjuti oleh pengecer dengan sedikit keributan.

Bagaimana Big Data Menguntungkan Konsumen

Semua hal yang dijabarkan di atas sudah mulai diterapkan sejak bertahun-tahun lalu oleh pelaku ritel di luar negeri, sementara di Indonesia sendiri, kebanyakkan masih melakukan cara tradisional yang tidak efisien sehingga pemenuhan konsumen berjalan dengan tidak maksimal. Dengan skala yang terus membesar, sudah seharusnya perusahaan ritel di Indonesia mengadopsi penggunaan big data. 

Jika membicarakan big data di Indonesia, maka kata yang terbersit adalah Paques. Dengan mengusung self-service analytic, Paques tidak  butuh tim berisi puluhan data scientist untuk mengolah data perusahaan, cukup satu atau dua pelaku industri yang relevan, dan dengan sedikit tuntunan, mereka akan mampu memproses data yang ada dengan efisien. Ini akan mendorong produktivitas perusahaan.

Peningkatan kompetisi dalam industri grosir telah memberikan banyak keuntungan bagi para konsumen karena setiap supermarket 'dipaksa' berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Keuntungan selanjutnya bagi konsumen haruslah penawaran yang dipersonalisasi. 

Dengan menggunakan big data, para pelaku ritel dan pemasok akan mampu memahami dengan lebih baik apa yang konsumen inginkan, kapan dan bagaimana mereka mengembangkan harga dan model distribusi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 

Penawaran yang dipersonalisasi akan membuat pengalaman belanja konsumen lebih menyenangkan dengan membuat seluruh proses lebih cepat, lebih mudah, dan lebih sederhana, dan Paques mungkin saja dapat memfasilitasi semua itu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun