Mohon tunggu...
Tengku Maulana
Tengku Maulana Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Nama Tengku Maulana, Lahir di Musalo 30 Maret 2002 pendidikan sekarang strata 1 UIN syarif Hidayatullah Jakarta,

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Terjemahan Q.S An-Nahl 44, Hadis Imam Bukhari No. 6605, dan Perkataan Imam Ali bin Abi Thalib dalam Kitab Ihya'ulumuddin

20 Desember 2021   13:37 Diperbarui: 20 Desember 2021   13:56 512
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sedangkan untuk tafsiran surah an-Nahl 44 ini, sebagaimana yang ditafsirkan oleh Prof. Quraish Sihab dalam Tafsir al-Misbah, : “Para rasul itu Kami kuatkan dengan beberapa mukjizat dan bukti yang menjelaskan kebenaran mereka. Kami turunkan kepada mereka kitab–kitab yang menjelaskan beberapa ketentuan yang membawa maslahat.

Kami turunkan kepadamu, wahai Muhammad, Alquran untuk menjelaskan kepada manusia pelbagai akidah dan hukum yang terkandung di dalamnya. Juga agar kamu mengajak mereka untuk merenungkan isinya, dengan harapan mereka mau merenungkan dan menjadikannya sebagai pelajaran sehingga mereka mendapatkan kebenaran”.

Sedangkan dalam tafsiran jalalain pada surah An-Nahl 44 sebagai berikut: “(Dan Kami turunkan kepadamu Adz-Dzikr) yakni Al-Qur'an (agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang diturunkan kepada mereka) yang di dalamnya dibedakan antara halal dan haram (dan supaya mereka memikirkan) tentang hal tersebut kemudian mereka mengambil pelajaran daripadanya”.

Sedangkan penafsiran ringkas dari Kemenag RI pada surah An-Nah 44 sebagai berikut: “Para rasul itu kami utus dengan membawa keterangan-keterangan berupa mukjizat yang membuktikan kenabian dan kerasulan mereka. Dan sebagian dari mereka membawa kitab-kitab yang berisi hukum, nasihat, dan aturan yang menjadi pedoman bagi kehidupan kaumnya. Dan Kami turunkan adz-dzikr, yakni Al-Qur'an, kepadamu, wahai Nabi Muhammad, agar engkau menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka berupa tuntunan dan petunjuk dalam kitab tersebut agar mereka tahu dan mengikuti jalan yang benar dan agar mereka memikirkan hal-hal yang menjadi pelajaran untuk kemaslahatan mereka di dunia dan akhirat”.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى أَهْلِ بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ وَعَبْدُ الرَّجُلِ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ

Artinya: dari [Abdullah bin Umar] radliallahu 'anhuma, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "ketahuilah Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan dimintai pertanggungjawabannya atas yang di pimpin, penguasa yang memimpin rakyat banyak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, setiap kepala keluarga adalah pemimpin anggota keluarganya dan dia dimintai pertanggungjawaban atas yang dipimpinnya, dan isteri pemimpin terhadap keluarga rumah suaminya dan juga anak-anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawabannya terhadap mereka, dan budak seseorang juga pemimpin terhadap harta tuannya dan akan dimintai pertanggung jawaban terhadapnya, ketahuilah, setiap kalian adalah bertanggung jawab atas yang dipimpinnya." ( Bukhari 6605)

Menurut penulis terjemahan pada hadis diatas masih ada yang kurang tepat, seharusnya pada terjemahan أَلَا كُلُّكُمْ رَاعٍ  di tambahkan kata “sesunggunya” kerena أَلَا merupakan huruf taukid yang fungsinya untuk menenkankan kata selanjutnya, meka terjemahannya menjadi “ketahuilah sesunggunya” selanjutnya terjemahan pada kalimat فَالْإِمَامُ الَّذِي عَلَى النَّاسِ رَاعٍ yang semulanya diterjemahkan “penguasa yang memimpin rakyat banyak “ menurut saya sangat laterlek, seharusnya terjemahan yang tepatnya yaitu “pemimpin negara” karena kepemimpinan dengan jumlah rakyat banyak biasanya identik dengan suatu negara atau bangsa. 

Selanjutnya pada kata وَعَبْدُ الرَّجُلِ yang semulanya diterjemahkan “budak seseorang” menurut saya terjemahan ini kurang tepat kerena terjemahan yang tepat ialah : ”seorang budak”. 

Dan di akhir teks hadis tepatnya pada kalimat فَكُلُّكُمْ رَاعٍ penerjemah tidak menerjemahkan kalimat tersebut seharusnya terjemannya adalah “setiap kalian adalah pemimpin” lengkapnya “ketahuilah sesunggunya setiap kalian adalah pemimpin dan setiap kalian  bertanggung jawab atas yang dipimpinnya."  

Dan juga pada redaksi dalam hadist ini yang berbeda dengan redaksi yang ada pada artikel lain[3]. Seperti contoh: Dipenggalan awal hadis ini menggunakan kata “ألا” sementara itu dalam artikel lain kata “"الا tidak disebutkan. Kata "ألا" sendiri memiliki arti ketahuilah, ini merupakan salah satu huruf taukid. 

Dan pada penerjemahan teks hadist diatas menggunakan metode terjemahan semantik, karena penerjemahannya lebih berorientasi pada struktur semantis dan sintaksis Bsu. Sedapat mungkin mempertahankan panjang kalimat dan juga terikat pada Bsu. Selain itu juga biasanya penerjemahan semantik lebih kaku, lebih kompleks, tlebih teperinci, tetapi lebih pendek dari Bsu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun