Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bintang yang Kembali Bersinar

28 Desember 2018   08:10 Diperbarui: 28 Desember 2018   08:33 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mama, sudah Bintang bilang buat apa sekolah? Bintang sudah bisa baca dan nulis kok! Bintang bisa belajar sendiri di rumah. Banyak aplikasi belajar online yang sudah Bintang ikuti dan nilainya istimewa." Ujarnya sambil mengucek mata dan membalikkan badan untuk kembali meneruskan tidurnya.

"Tapi Bintang kan perlu belajar agar bisa shalatnya rajin, tidak bolong-bolong seperti ini!" Jawab Arti sembari menepuk lembut pantat Bintang.

"Bintang mau tanya, shalat buat apa, Ma?"

Arti tertegun pertanyaan Bintang ini sangat serius. Sudah lebih dari lima kali Arti menerangkan kewajiban bagi muslim untuk shalat dan dengan mudah dipatahkan oleh anaknya dengan berbagai alasan. Bintang masih kecil, shalat belum wajib.

Ada pula alasan, pamannya yang tidak shalat tapi dia baik sekali pada Bintang dari pada kakek penjaga masjid yang rajin shalat tapi kasar sikapnya. Bintang tak setuju. Menurutnya bila sudah rajin shalat artinya si kakek seharusnya bersikap lembut dan penyabar. 

Bintang juga mengomentari berita yang dia lihat di televisi, ada Menteri Agama yang di penjara karena korupsi, ada pejabat negara yang dikenal agamanya taat malah terkena kasus pelecehan seksual.

Arti mengenal anaknya memang sangat kritis. Sepertinya usia mentalnya jauh lebih tinggi dari usia fisiknya. Ia sering mendapati Bintang merenung dan memikirkan banyak hal, layaknya orang dewasa.

Arti kerap berdiskusi dengan Gumilang untuk mencari sekolah baru yang lebih akomodatif dengan kemampuan Bintang. Beberapa kali Bintang diajak untuk berkunjung ke sekolah untuk anak berbakat atau istimewa. Tetap saja tanggapan Bintang sama. Tak mau sekolah.

***

Adzan Subuh belum berkumandang, Bintang sudah selesai mandi dan bersiap-siap pergi ke Mesjid Baiturrahman. Jaraknya hanya seratus meter dari rumah. Pakaian yang dikenakan Bintang sudah bersih dan rapih. Peci hitam bertengger manis di kepala mungilnya. Bintang tampan sekali bila mengenakan baju koko putih dan sarung hijau kotak-kotak miliknya.

Sambil uluk salam dan mencium pipi Arti, Bintang dan ayahnya bergegas menuju Mesjid. Tak lama Adzan berkumandang. Arti meneteskan air mata haru. Sikap Bintang berubah drastis. Ia menjadi anak yang rajin dalam segala hal dan penurut sekali. Sekarang usia Bintang sepuluh tahun. Bintang sudah duduk di kelas enam karena ikut akselarasi. Tahun depan Bintang akan masuk sekolah menengah pertama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun