kau selalu ingin menggambar kedatangan hujan
langsung dari jendela tempatmu berdiri menyaksikan
pada sebuah kanvas dari kertas
perlambang pantas atas wajahmu yang selalu pias
hujan yang kau gambar
cepat sekali pudar
bermula dari titik-titik hitam
melebar seperti noktah awan di langit yang kusam
kau tak menyelesaikan gambarmu
kau memilih airmata untuk datang bertamu
mempersilahkannya duduk di teras depan
lalu berbincang ringan tentang kedukaan
pada hujan yang kau gambar tak lebih dari separuh
sebagiannya lantas runtuh
membawa serta pesan dari langit
sudah saatnya melepas rasa sakit
karena pahit
sesungguhnya adalah manis yang berkelit
Bogor, 14 Desember 2018
----
Puisi yang ditulis Soni berjudul 'Hujan Malam', sebagai berikut:
Bahkan bayang-bayangku
meninggalkan diriku di kamar ini
ketika lampu mati tiba-tiba. Ketika petir
menyambar gardu listrik saat hujan jatuh
dengan amat derasnya.
Tak ada siapa-siapa dalam kontrakan
berukuran 2 x 3 meter, selain setumpuk buku,Â
baju lusuh, belum dicuci, detik jam
dan dengung nyamuk. Seperti dirimu,Â
bayang-bayangku meninggalkan diriku
malam itu - tanpa sepatah kata
yang diucap. Pada daun pintu dan jendela
kau torehkan warna sepi, dan malam
datang kepadaku bagai usungan mayat
tanpa kepala, Dingin tak bertepi
1987