Begitu pun puisi Mim yang menggambarkan perasaan yang sama tentang hujan:
Ode Milik Hujan
Kitabkan kalimat cinta pada setiap rintiknya
Luruhkan kata pujangga pada segulungan derasnya
Akar menggeliatkan basah sebagian dari kekasihnya
Daun daun berdansa menceritakan lembut sentuhannya
....
....
....
Bogor, 29 Juni 2017
Sebagaimana sebuah ode, di dalamnya terdapat puja-puji atas hadirnya hujan yang membasahi hati.
Ternyata masih banyak lagi kata hujan dan fenomena hujan menjadi inspirasi bagi mereka berdua. Ada sebagai satir, hujan adalah tangisan atas kekacauan yang terjadi di negeri ini. Adapula sebagai kiasan bahwa hujan adalah limpahan rejeki atau cintaNya. Dan banyak lagi.
Ckckckck...
Membahas persamaan dan perbedaan pandangan tentang hujan pada kedua penyair sangatlah panjang. Kumandang Adzan Maghrib memanggilku untuk segera menjemput kebahagian.
Tiba-tiba  terlintas dalam pikiranku atas hujan yang rintiknya masih kudengar;
hujan hari ini malas menderas
irama rintikrintiknya memelas
hawa dingin menyampaikan ingin
basah pun menyertakan gelisah
memohonkan ampunan atasÂ
dosadosa yang baru saja tuntasÂ
Semoga bermanfaat.
Salam hangat.
DOA
Bandung, 15 Desember 2018