Mohon tunggu...
temali asih
temali asih Mohon Tunggu... Guru -

berbagi dan mengasihi

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hujan dalam Pandangan Penyair (Soni Versus Mim)

15 Desember 2018   18:51 Diperbarui: 18 Desember 2018   11:40 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Begitu pun puisi Mim yang menggambarkan perasaan yang sama tentang hujan:

Ode Milik Hujan

Kitabkan kalimat cinta pada setiap rintiknya
Luruhkan kata pujangga pada segulungan derasnya
Akar menggeliatkan basah sebagian dari kekasihnya
Daun daun berdansa menceritakan lembut sentuhannya
....
....
....

Bogor, 29 Juni 2017

Sebagaimana sebuah ode, di dalamnya terdapat puja-puji atas hadirnya hujan yang membasahi hati.

Ternyata masih banyak lagi kata hujan dan fenomena hujan menjadi inspirasi bagi mereka berdua. Ada sebagai satir, hujan adalah tangisan atas kekacauan yang terjadi di negeri ini. Adapula sebagai kiasan bahwa hujan adalah limpahan rejeki atau cintaNya. Dan banyak lagi.

Ckckckck...
Membahas persamaan dan  perbedaan pandangan tentang hujan pada kedua penyair sangatlah panjang. Kumandang Adzan Maghrib memanggilku untuk segera menjemput kebahagian.

Tiba-tiba  terlintas dalam pikiranku atas hujan yang rintiknya masih kudengar;

hujan hari ini malas menderas
irama rintikrintiknya memelas
hawa dingin menyampaikan ingin
basah pun menyertakan gelisah
memohonkan ampunan atas 
dosadosa yang baru saja tuntas 

Semoga bermanfaat.
Salam hangat.
DOA

Bandung, 15 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun