Mohon tunggu...
Tekad Su
Tekad Su Mohon Tunggu... Wiraswasta - PNS biasa

Membaca, mendengar, melihat, merasa lalu menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serenade 1

23 Agustus 2022   23:20 Diperbarui: 23 Agustus 2022   23:25 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Telah kau torehkan sajak-sajak tak bermantera pada selembar daun kering

Ia tak beranjak sejak mendung terbawa angin

Malam gulita menebar pesonanya dengan gemerlap lampu-lampu kota.

Pada siapa engkau titipkan rindu yang terpendar setiap senja?

---

Aroma kenalpot usang, udara pengap asap,

Suara bising kendaraan, adalah kawan.

Badan lembab karena keringat seharian,

Menyisir harapan yang terpupuk karena

Keterpaksaan atau kebiasaan?

---

Janji terucap, sumpah tertancap.

Pada siapa lagi hati kau tambat?

Mimpi-mimpi yang melankoli terdengar seperti bisikan dalam sunyaruri

Sedang kenyataan asyik berlari.

---

Ketika hari semakin malam, semakin senyap

Resah hati mengalun lirih tak berucap

Nanar mata menatap senja yang telah usai

Gelap memeluk jiwa rombeng tak berperisai

---

Oh, engkau yang telah banyak melalui waktu

Sejenak duduk dan bermanja lah pada secangkir teh

Tunduk dan bisu pada reremangan lampu

Bersandar pada ketiadaan riuh dunia

Bersandar pada tiang-tiang ketabahan jiwa

---

-23 Agustus 2022-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun