Mohon tunggu...
Teguh WahyuSetyawan
Teguh WahyuSetyawan Mohon Tunggu... Guru - Guru

Seorang Guru BK

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengalaman Mengatasi Kecanduan Media Sosial pada Peserta Didik

25 Januari 2023   20:00 Diperbarui: 25 Januari 2023   20:05 528
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Latar Belakang

Berdasarkan penyebaran AKPD kelas XII MIPA 1 SMAN 1 Kerek pada bulan Juli 2022, ditemukan Sebanyak 67% atau 21 peserta didik sulit meninggalkan ketergantungan dengan media sosial (FB, WA, IG, dll).

Selanjutnya kami menggali data melalui wawancara dan observasi peserta didik, kami temukan ada seorang peserta didik yang mempunyai masalah kecanduan medsos yang cukup tinggi. Peserta didik memiliki masalah tentang kecanduan medsos ini disebabkan karena:

  • Mempunyai hubungan asmara dengan lawan jenis
  • Mengakses Instagram karena ada konten yang disukainya

Hal ini tentu saja sangat mengganggu, karena mempengaruhi pelajaran, pergaulan dan bahkan aktifitas di rumah. Untuk itu akan diberikan layanan konseling individu untuk mengurangi waktu penggunaan medsos (dalam hal ini aplikasi WA) bagi peserta didik. 

Di sini akan digunakan pendekatan behavior dengan teknik shaping. Kami menggunakan teknik ini dengan harapan mengurangi waktu penggunaan aplikasi media sosial oleh peserta didik. Peserta didik akan diberikan reinforcement positif/negatif sesuai dengan berkurang atau tidaknya waktu penggunaan aplikasi media sosial di handphone peserta didik.

Penting untuk dibagikan

Praktik ini penting untuk dibagikan kepada peserta didik karena ketergantungan media sosial pada kalangan peserta didik semakin marak, umum terjadi dan sangat sulit untuk dikendalikan. 

Dimana apabila peserta didik tidak dapat mengendalikan ketergantungannya pada medsos akan sangat berpengaruh pada kegiatan sehari-hari mereka dan tentunya akan sangat mempengaruhi kegiatan belajar mereka. 

Kurangnya batasan yang diberikan oleh orang tua mereka, membuat sebagian peserta didik sangat dengan mudah mengakses medsos tersebut sehingga mereka dengan leluasa menggunakan medsos hingga mengganggu jam belajar mereka bahkan juga mengganggu jam tidur yang mengakibatkan kesehatan mereka juga menurun.

Peran dan Tanggung jawab

Dalam mengatasi permasalahan, ini tentunya guru BK merupakan salah satu pihak yang juga bertanggung jawab untuk membantu peserta didik mengatasi dan mengurangi permasalahan sulitnya mengendalikan diri terhadap media sosial melalui kegiatan dalam layanan konseling individu.

Tanggung jawab guru BK yaitu memastikan peserta didik mendapatkan layanan konseling sesuai dengan permasalahan yang dihadapi serta menciptakan rasa aman dan nyaman dalam proses konseling yang dilakukan. Serta terus membimbing mereka untuk bisa lebih mengendalikan permasalahan yang dihadapinya.

Tantangan dalam  menghadapi permasalahan 

Selama proses pelaksanaan praktik baik yang menjadi tantangan kami adalah pada proses perencanaan, kami harus mempersiapkan dengan matang diantaranya adalah media layanan yang tepat dan menarik untuk permasalahan peserta didik yang digunakan selama proses kegiatan layanan konseling individu. Penggunaan LKPD dengan menggunakan media Canva yang membutuhkan waktu serta kreativitas guru.

Selain proses yang menjadi tantangan kami ada hal lain yang juga menjadi tantangan untuk melakukan proses kegiatan tersebut yaitu tempat yang kami gunakan dalam proses kegiatan konseling individu belum memenuhi kriteria yang membuat peserta didik merasa lebih nyaman saat proses layanan. 

Dimana kegiatan konseling individu dilakukan di ruangan BK sekolah kami yang cenderung sempit sehingga pada proses kegiatan layanan yang membutuhkan aktivitas menulis membuat peserta didik merasa kurang nyaman.

Tantangan lain dalam mengungkap permasalahan peserta didik adalah kesiapan serta konsistennya peserta didik dalam melaksanakan solusi atas permasalahan yang diungkap berdasarkan teknik konseling yang digunakan. Hal ini menjadikan guru BK harus bisa memahami dan mengarahkan peserta didik dengan baik untuk melaksanakan program layanan konseling.

Langkah Pelaksanaan Aksi

Sebagai guru BK langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi permasalahan tersebut :

  • Guru BK melakukan koordinasi dengan wali kelas dan guru mata pelajaran dalam rangka mengkomunikasikan permasalahan sulit mengendalikan ketergantungan terhadap media sosial pada peserta didik dan rencana pelaksanaan layanan konseling individu
  • Guru BK melakukan kajian literatur dalam proses identifikasi permasalahan peserta didik
  • Menyiapkan Rencana Pelaksanaan Layanan (RPL) sesuai teknik dan berisi LKP yang menarik
  • Mempersiapkan ruangan serta alat yang akan digunakan dalam layanan konseling individu
  • Menginformasikan kepada peserta didik kegiatan layanan dilaksanakan di ruang konseling individu di ruang bimbingan konseling.
  • Membimbing peserta didik dalam melaksanakan kegiatan konseling

Strategi Aksi Yang Digunakan

Adapun strategi yang digunakan pada layanan bimbingan konseling individu ini yaitu dengan menggunakan pendekatan behavior, strategi yang digunakan yaitu dengan shaping. Shaping merupakan prosedur behavior untuk membentuk perilaku target (target behavior) dengan cara memberikan reinforcement perilaku yang mendekati target, hingga pada akhirnya terbentuk perilaku yang diinginkan.

Bagaimana Prosesnya dan Siapa Saja Yang Terlibat

Untuk proses konseling, guru BK menggunakan pendekatan behavior dengan prosedur shaping

  • Selama proses layanan konseling Individu, guru BK memberi kesempatan peserta didik untuk terlibat secara aktif dan terbuka dalam menceritakan permasalahan guna terpenuhinya solusi yang akan didapatkan
  • Guru BK mengarahkan peserta didik dengan menggunakan pendekatan behavior
  • Guru BK memberikan LKPD untuk mengungkap permasalahan peserta didik dan mengukur ketercapaian layanan konseling individu serta evaluasi hasil layanan konseling individu.
  • Pada proses konseling individu ini yang terlibat didalamnya yaitu seorang peserta didik pada kelas XII MIPA 1 dengan guru BK.

Sumber daya dan materi yang diperlukan

  • Sumber daya yang yang ada pada konseling individu ini adalah guru BK harus menguasai pendekatan behavior teknik konseling shaping  serta peserta didik yang mempunyai permasalahan.
  • Materi yang diperlukan adalah literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diungkap,
  • LKPD dibuat dengan menggunakan media Canva untuk menambah ketertarikan peserta didik dan agar peserta didik tidak merasa mengerjakan tugas.

Dampak dari Aksi

Dari langkah-langkah yang dilakukan guru Bk dalam layanan konseling individu terhadap peserta didik dapat dilihat dari evaluasi proses dan evaluasi hasil. Dari evaluasi proses dapat diperoleh hasil bahwa :

  • Peserta didik terlibat secara aktif pada proses layanan konseling individu
  • Peserta didik relative terbuka mengungkapkan masalahnya
  • Peserta didik memiliki antusiasme tinggi pada kegiatan layanan

Sedangkan dari evaluasi hasil :

  • Peserta didik merasa puas dan lega karena telah mengungkapkan segala permasalahan yang dihadapi
  • Peserta didik merasa tergugah untuk melakukan perubahan dalam dirinya agar bisa keluar dari masalah yang dialami

Efektif atau tidak

Dilihat dari evaluasi proses dan hasil dapat disimpulkan bahawa konseling individu dengan strategi shaping itu cukup efektif.

Pelaksanaan yang mudah memungkinkan peserta didik untuk bisa mengatasi dan keluar dari permasalahan yang sedang dihadapi dalam jangka pendek.

Respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan

Tanggapan dari peserta didik, layanan bimbingan konseling dengan strategi shaping sangat menarik dan menyenangkan

Guru dan rekan sejawat sangat positif dan antusias, tertarik dengan layanan yang sudah diterapkan, sehingga mereka juga ingin melaksanakan model layanan yang telah dilaksanakan, karena berdampak besar terhadap proses layanan.

Yang menjadi faktor keberhasilan

Faktor keberhasilan dari kegiatan layanan konseling individu ini adalah dengan penerapan strategi Shaping. 

  • Teknik yang ini bisa dengan mudah diterapkan pada permasalahan perilaku peserta didik.
  • Peserta didik selama layanan sangat terbuka dan berusaha untuk mengubah perilakunya kearah yang lebih baik, sehingga membantu guru BK untuk mengarahkan teknik yang dipakai dalam layanan ini.

Faktor ketidakberhasilan dari kegiatan layanan ini adalah:

  • Persiapan yang cukup singkat membuat proses layanan sedikit mengalami beberapa hambatan.
  • Guru BK harus lebih menguasai Teknik shaping dengan maksimal

Pembelajaran dari keseluruhan proses

Dari proses aksi yaitu dilaksanakan sebagai guru BK dapat mengevaluasi teknik yang digunakan dalam pemberian layanan sudah tepat atau tidak, dan apakah perlu adanya modifikasi reinforcement agar selanjutnya pemberian layanan dapat lebih maksimal dengan masalah yang sama pada konseli yang berbeda. 

Selain itu untuk kedepannya dapat melaksanakan layanan konseling individu lebih tertib dan terstruktur sesuai dengan RPL, selain itu peserta didik lebih aktif dan tertarik jika masalah yang ada diselesaikan dengan teknik yang tepat dalam layanan konseling individu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun