Menantang waktu yang semakin acuh.
Namun dibalik tubuhmu yang lusuh ituÂ
Terkandung sebuah makna yang sangat dalam.
Perjalanan hidup seorang lelaki yang mengais rejeki.
Sesuap nasi yang dapat dimakan bersama keluarganya.
Tersimpan rapi dalam balutan tubuhnya yang kelam.
Sungguh mulia laksana permata.
Wahai lelaki yang Bertelanjang Dada,Â
Terimalah hormatku padamu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!