Kuayunkan langkah kakiku menyusuri jalan yang biasa aku lewati setiap pagi ngantor. Ya masih terlalu pagi baru jam 06.25 wib, tapi bagaimana lagi aku sudah terbiasa berangkat lebih awal dari yang lain. Tidak ada tendensi atau untuk cari muka. Tidak pernah ada dalam kamus pikiranku. Yang penting aku bisa makan dengan halal dari gajiku atas pekerjaanku.Â
Jalan ini masih biasa seperti yang aku lewati setiap hari. Lancar tanpa halangan berarti. Mungkin karena banyak karyawan pabrik di seberang sana yang melintas dengan sangat cepat tergesa-gesa takut terlambat. Padahal waktu masih sangat pagi. Luar biasa semangat mereka tinggi untuk bekerja.
Beberapa saat di depan kantorku ada serempetan kecil sepeda motor sehingga macet menghalangiku untuk menyeberang jalan masuk ke kantor. Tidak ada yang terluka, namun aku dekati salah satu darinya.
"Kenapa mas?", Tanyaku.
"Cuma senggolan saja Pak, maklum sama-sama terburu-buru", jawabnya.
"Walaupun anda terburu-buru tapi tetap juga harus hati-hati lihat situasi kiri kanan",Â
"Maklum pak, kalo terlambat nanti bayaran kami terpotong, ya udah pak kami lanjutkan perjalanan", dia terlihat gugup terburu-buru.
"Hati-hati mas", aku mengingatkannya.
"Iya Pak", jawabnya sambil melaju.
Tidak ada masalah yang berarti pagi ini, semuanya kembali normal seperti sedia kala. Kejadian ini menjadi sebuah catatan kecil bagiku. Disaat pandemi covid-19 seperti ini, pekerjaan sangat susah namun semangat kerja harus nomor satu meskipun mereka harus tergesa-gesa.