Mohon tunggu...
Teguh Saepudin
Teguh Saepudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penjelajah Lima Alam

Orang sunda asli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Tindakan Sosial Max Weber dalam Tradisi Membaca Asmaul Husna SMPN 13 Bandung

9 Oktober 2023   20:35 Diperbarui: 10 Oktober 2023   11:36 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Asmaul Husna adalah kumpulan nama-nama yang menggambarkan keagungan Allah SWT dan dapat digunakan sebagai sarana untuk memohon perlindungan dan pertolongan. Membaca Asmaul Husna memberikan keutamaan kepada pembacanya, karena tindakan ini menjadi perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah dan sebagai media untuk berdoa. Makna yang terkandung dalam Asmaul Husna memberikan nilai dalam pemahaman diri, membantu kita untuk mengerti dan meyakini nama dan sifat Allah.

Asmaul Husna juga berperan sebagai penghubung atau wasilah yang Allah turunkan bagi setiap manusia, sehingga mereka dapat mencapai kebahagiaan dalam berbagai aspek kehidupan. Melalui Asmaul Husna, manusia dapat mendekatkan diri kepada Allah dan mengalami aliran positif yang membawa ketenangan dan kedamaian dalam hati dan jiwa, serta menciptakan kehidupan yang damai dan harmonis. Beberapa latihan membaca Asmaul Husna juga digunakan untuk meningkatkan konsentrasi dan kedamaian jiwa, menjadikan tindakan ini sebagai penghubung antara makhluk dan Allah SWT.

Nama-nama dalam Asmaul Husna juga memiliki beberapa yang dirahasiakan dalam ilmu ghaibnya, yang tidak diketahui oleh siapapun. Fitrah manusia cenderung untuk mendekatkan diri kepada Sang Pencipta, dan ini adalah bagian penting dari fitrah manusia yang membutuhkan perawatan dan pemahaman. Islam mengajarkan bahwa manusia memiliki potensi dalam diri mereka.

Menghafal atau menyebutkan Asmaul Husna di luar kepala adalah salah satu cara untuk mendekati surga. Asmaul Husna terkait dengan sifat-sifat Allah, salah satunya adalah "Al-Wahid" yang mencerminkan kesempurnaan dan keesaan Allah. Penggunaan nama-nama ini dalam berbagai konteks memberikan makna khusus dan dapat membantu manusia dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat.

Selain itu, Asmaul Husna juga mencakup nama-nama seperti "Al-Haq" yang menunjukkan kemantapan dan kebenaran. Ini mengajarkan kita untuk melaksanakan tugas dan kewajiban kita dengan sungguh-sungguh, menghindari kemalasan, dan berusaha mencapai kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan.

Asmaul Husna juga mencakup nama seperti "Al-Quddus" yang menggambarkan kesucian Allah dari segala sesuatu yang dapat dijangkau oleh indra atau bahkan imaginasi. Mempertahankan kesucian pikiran dan tindakan adalah hal penting yang dapat membantu kita menghindari berbagai tantangan dan mencapai kesuksesan. Merawat kebersihan jasmani dan rohani adalah wujud pengamalan sifat Allah yang maha suci, Al-Quddus.

Analisis Teori Tindakan Sosial Kebiasaan Membaca Asmaul Husna

Dalam proses analisis ini, peneliti menggunakan teori analisis Max Weber untuk memahami tindakan dan pemikiran peserta didik dalam membaca Asmaul Husna, serta cara mereka menempatkan diri dalam lingkungan berfikir dan perilaku orang lain. Dalam menganalisis motif dan tujuan peserta didik, kerangka berfikir mereka menjadi sangat relevan, baik yang secara sadar dipertimbangkan maupun yang tidak.

Pertama-tama, teori tindakan tradisional mencerminkan pembentukan kebiasaan yang telah mengakar dalam masyarakat dari generasi ke generasi. Peserta didik, terutama pada anak-anak SMP13 bandung ini , mengembangkan kebiasaan membaca Asmaul Husna melalui tindakan yang diulang-ulang. Ini menghasilkan memori yang membentuk kebiasaan mereka. Mereka menganggap tindakan ini sebagai suatu tradisi yang harus dijaga, sebagian karena mereka melihatnya dilestarikan oleh kakak tingkat mereka.

Kedua, teori tindakan afektif berkaitan dengan kondisi emosional peserta didik. Emosi dapat memengaruhi motivasi dan tindakan individu. Beberapa peserta didik merasa terpaksa membaca karena kurangnya motivasi atau minat, sementara yang lain merasa bahagia dan terhubung dengan tindakan tersebut sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah. Perbedaan dalam kondisi emosional ini mempengaruhi perilaku membaca mereka.

Ketiga, tipe rasional instrumental berkaitan dengan kesadaran peserta didik akan pentingnya membaca Asmaul Husna dan kemampuan mereka untuk melaksanakannya sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Mereka menyadari manfaat membaca ini dan mengikuti kebiasaan tersebut sebagai cara untuk mencapai tujuan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun