Tingginya konsumsi internet oleh masyarakat Indonesia tentu menjadi ladang subur untuk digital marketing. Sudah banyak sumber mencatut Jakarta sebagai kota yang paling banyak di-tag di media sosial seluruh dunia!
Kenapa nggak memekerjakan timnya sendiri di kantor? Ada beberapa alasan, yang pertama adalah ketiadaan tim internal yang berkompeten sementara perusahaan nggak mau membentuk tim baru khusus digital marketing.
 Kedua, efisiensi biaya, di mana biaya kontrak agency dalam setahun masih lebih terjangkau daripada memekerjakan karyawan baru dengan jumlah yang sama. Ketiga, supaya bisa mendapatkan ide-ide inovatif dengan memekerjakan agency berbeda-beda tiap tahunnya.Â
Nah, alasan ketiga di atas biasanya dilakukan oleh perusahaan yang sudah punya tim digital marketing sendiri namun tetap membutuhkan digital agency sebagai eksekutor. Jumlah tim internal mereka nggak banyak, hanya beberapa orang untuk melakukan fungsi supervisi dan komunikasi dengan agency.
Pembagian Kerja Dalam Social Media Agency
Di dalam sebuah social media agency, setidaknya ada tim copywriter, designer/illustrator/animator, admin, analyst, strategist, project manager, finance, dan account executive. Selebihnya, terutama fungsi-fungsi manajemen atau director, tergantung dengan kebutuhan masing-masing agency.
Project Manager ini seperti ketua tim, dia yang membuat timeline dan memastikan tim menyelesaikan tugas sesuai target waktu dan arahan yang diberikan klien. Copywriter dan desainer bekerjasama membuat konten atau postingan.Â
Kalau copywriter bertanggung jawab dengan elemen teks (caption, teks di gambar, script, dsb) maka desainer/ilustrator/animator bertanggung jawab dengan elemen visual. Sebagian agency juga mungkin punya staf fotografer dan videografer.
Setiap konten yang akan dipos sudah kami siapkan dulu sebelumnya, biasanya membuat content plan bulanan. Jadi bukan yang tinggal posting gitu aja kayak di akun Instagram pribadi kita sendiri ya. Content plan bulanan juga harus melalui approval klien lebih dulu.Â
Kadang ada revisi, tergantung bagaimana karakter kliennya. Ada yang woles, ada yang micromanaging mengatur setiap kata dan elemen. Nah, tim yang posting dan berinteraksi dengan netizen adalah admin, atau kadang disebut social media officer.
Saya sendiri adalah Content Director di sebuah digital agency yang berbasis di Bandung, bernaung di bawah perusahaan game developer.Â