H Harmoko, wartawan yang dua periode jadi Menteri Penerangan era Soeharto menulis catatan di buku Djamaludin Malik Melekat Di Hati Banyak Orang (2006) karya Ramadhan KH dan Nina Pane.
Di tahun 1960an ketika menjadi wartawan muda, seringkali Harmoko naik becak berdua dengan pelopor industri film yang merupakan ayah artis Camelia Malik.
Pak Djamal menurut Harmoko pandai mengorek dan berkomunikasi dengan tukang becak sehingga tukang becak pun tidak merasa lelah.
Tapi karena sudah berputar-putar keliling penjuru, mengayuh pedal antara Senen, Menteng, Manggarai, tukang becak betul-betul lelah.
Pak Djamal tahu gelagat, becak disuruh berhenti. Tukang becak ditraktir makan sekenyangnya di warung. Becak jalan lagi menuju Jl Prapatan Menteng Raya, karena sudah pukul 3 malam.
Apakah semua jalinan kisah romansa itu terindikasi amplop atau bersih? Entahlah. Hidup terus berlanjut. Wartawan, redaktur, pimpinan redaksi dan lembaga pers sudah terpapar amplop. Lalu semuanya diam.Â
Diam-diam senang atau diam-diam mengutuk? **
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H