Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wartawan dan Amplop Lintas Jaman

9 Januari 2019   18:07 Diperbarui: 11 Januari 2019   09:06 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yorkshireenvelopes.com

Cerita amplop kita pindah ke perseteruan antara Tan Peng Liang dan Dewan Kong Koan dalam kisah Ca-bau-kan. di mana Tan Peng Liang dan tangan kanannya, Tan Soen Bie (Irgy A Fahrenzi) menipu Thio Boen Hiap untuk menjual tembakaunya ke Tan Peng Liang.

Kisah ini kemudian mengungkap Giok Lan lahir di tengah-tengah perseteruan bisnis Tan Peng Liang dengan Dewan Kong Koan tersebut. Tindakan penipuan Tan Peng Liang akhirnya diketahui oleh Thio Boen Hiap yang karena amarahnya akhirnya merencanakan untuk membakar gudang tembakau Tan Peng Liang.

Rencana itu berhasil digagalkan Tan Soen Bie yang menangkap basah orang suruhan Thio Boen Hiap. Namun, karena emosi Tan Peng Liang menyuruh Tan Soen Bie membunuh orang suruhan itu dan membakar gudang tembakaunya beserta isinya.

Kasus pembakaran itu diselidiki polisi Hindia Belanda serta pers. Saat itulah Tan Peng Liang menyogok wartawan dengan angpao berisi uang suapan demi menjebak Thio Boen Hiap.

Dalam gelar perkara persidangan, Thio Boen Hiap divonis bersalah, tapi situasinya berbalik menyerang Tan Peng Liang (Ferry Salim) setelah wartawan bernama Max Awuy (Ananda George) bersama Tjia Wan Sen (Billy Glenn) mengungkap pemalsuan uang yang dilakukan Tan Peng Liang.

Dalam kisah ini, Tan Peng Liang kawin dengan Tinung (Lola Amaria) wanita pribumi yang statusnya tersebut dikenal sebagai cabaukan.

Tan Peng Liang ditangkap dan dipenjara di Cipinang. Di penjara terungkap bahwa Tan Peng Liang juga ikut berjuang merebut kemerdekaan bersama Rahardjo Soetardjo (Alex Komang), sepupunya yang adalah orang Jawa pribumi.

Ca-bau-kan menyajikan budaya Tionghoa peranakan di Hindia Belanda dan Indonesia berlatar zaman kolonial Belanda tahun 1930-an, pendudukan Jepang pada 1940-an, hingga pasca-kemerdekaan tahun 1960.

***

Jika keutamaan (previlage), kemudahan, dan kesenangan adalah "amplop", maka seringkali saya dan juga banyak wartawan menerima.
 
Kemudahan itu antaranya bikin Surat Izin Mengemudi (SIM), menonton film di bioskop, sesekali gratis naik pesawat terbang, menginap di hotel berbintang, makan di restoran atau kafe tertentu dan lain-lain.  

Semua fasilitas kemudahan yang tidak lazim itu bisa saja risiko dari profesi dan tugas 'mulia' wartawan. Tak perlu heran jika banyak petualang berkedok wartawan. Enak, sih!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun