Mohon tunggu...
teguh imam suryadi
teguh imam suryadi Mohon Tunggu... Jurnalis - Penikmat kopi gilingan sampai sachetan

Penikmat kopi gilingan sampai sachetan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wartawan dan Amplop Lintas Jaman

9 Januari 2019   18:07 Diperbarui: 11 Januari 2019   09:06 405
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
yorkshireenvelopes.com

Di masa itu mereka sudah kenal tulisan dan dokumen administrasi pemerintahan. Tapi amplop belum dipakai untuk surat-menyurat, melainkan tempat menyimpan catatan dan dokumen.

Amplop kala itu berwujud kotak dari tanah liat, sehingga tidak bisa dilipat seperti amplop kertas sekarang.

Amplop kertas mulai dikenal sekitar tahun 1775 ketika dunia pos di Eropa dan Amerika menggunakan kertas untuk membungkus surat yang dikirim warga. Biaya pengamplopan sudah termasuk ongkos kirim surat. Amplop model ini digunakan hingga sekitar tahun 1839.

Tahun 1840, Ratu Victoria menggagas reformasi dunia pos. Gerakan itu dipimpin oleh Rowland Hill. Dari sinilah cerita tentang amplop modern dimulai. Bahkan tahun itu pula pemerintah Inggris mengadakan kontes pembuatan amplop surat.

Dewan penilai kontes memilih amplop karya anggota Royal Academy, William Mulready. Dia berhak dapat hadiah 200 poundsterling.

Amplop kreasi William berbentuk seperti sekarang, mempertemukan empat ujung kertas persegi empat. Kemudian di bagian penutupnya dilengkapi perekat, dan bagian luar amplop dihias ornamen cantik.

Amplop ini dikembangkan oleh warga keturunan Skotlandia yang hijrah ke Amerika, James Logan. Dia berperan mengembangkan industri amplop William. Tahun 1878, dia perluas jaringan produksi amplop ketika bekerja di perusahaan milik G Henry Whitcomb.

Dari bisnis amplop, James membangun usaha dibantu rekannya George H Lowe di Boston, Desember 1882. Perusahaan Logan and Lowe Envelope Company menggunakan mesin buatan Berlin and Jones untuk membuat amplop.

Dari sini industri amplop menyebar ke seluruh dunia termasuk Indonesia, lalu masuk ke kantong wartawan.

Demikian sejarah bertutur sisi ekonomi amplop. Mengingat hal tersebut, sangat mungkin dilakukan "bedah amplop' dari sudut kacamata filsafat, seni dan budaya, etika dan moral, kemanusiaan, politik, kesehatan, psikologi dan lainnya.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun