Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka belajar hal baru

jurnalis dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Wanita Pengipas Kuburan

22 Desember 2018   17:21 Diperbarui: 22 Desember 2018   17:31 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Maaf Zaenab, ini sudah 30 hari tapi saya lihat Zaenab masih mengipasi kuburan mendiang suami. Tidakkah itu berlebihan? Sudah tindakan yang di luar batas. Bisakah menghentikan tindakan itu? Memang tidak salah tindakan Zaenab. Tapi kami prihatin dengan Zaenab. Sampai segitunya," kata Munaroh mewakili teman-temannya.

"Maaf Pok Munaroh, jadi merepotkan. Sebenarnya yang saya lakukan karena mengikuti wasiat suami," kata Zaenab.

"O, begitu. Maaf Zaenab, saya lancang, emangnya apa wasiat suami Zaenab," tanya Munaroh.

"Suami saya berwasiat, saya boleh menikah lagi asal kuburan suami sudah kering. Saya kipasi kuburan suami biar cepet kering," kata Zaenab sambil tersenyum penuh arti. Selesai.

Jakarta, 15 November 2015 (Ide dari guyonan Gus Dur)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun