Mohon tunggu...
Teguh Yuswanto
Teguh Yuswanto Mohon Tunggu... Jurnalis - Suka belajar hal baru

jurnalis dan penulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Wanita Pengipas Kuburan

22 Desember 2018   17:21 Diperbarui: 22 Desember 2018   17:31 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selang setahun, sejak kepergian istrinya, Jambur mendatangi ayah Zaenab untuk meminta Zaenab dijadikan istrinya. Ayah Zaenab tidak keberatan asal Zaenab juga menyetujuinya. Ternyata Zaenab menerima pinangan Jambur. Banyak yang terkejut mendengar keputusan Zaenab.

Untuk merayakan pernikahan itu, digelarlah pesta pernikahan yang sangat meriah selama tiga hari tiga malam. Sebagai istri, Zaenab sangat taat kepada suami. Segala larangan, perintah atau permintaan suami, semua dituruti Zaenab tanpa membantah. Pendeknya, Zaenab sebagai istri ideal.

" Maaf Pok, saya pulang duluan. Sebentar lagi mau Ashar," kata Zaenab berpamitan memecah lamunan.

" Oiya Zaenab, silahkan. Maaf saya banyak omong," kata Munaroh.

Begitu Zaenab pergi, mereka mulai menggunjing lagi. Berspekulasi bagaimanakah kehidupan rumah tangga Zaenab dengan Jambur pada saat itu. Mereka mencoba mengaitkan tindakan Zaenab yang suka mengipasi kuburan setiap habis Dzuhur dengan saat suaminya masih hidup. Memang tak ada yang tahu bagaimana kehidupan Zaenab dengan suaminya. Bagaimana perlakuan Jambur terhadap Zaenab. Kecuali keluarga dekat. Zaenab nyaris tak pernah keluar rumah sendiri. Selalu bersama suami. Bahkan untuk keperluan membeli perlengkapan perempuan semacam pembalut, bedak, sabun dan pakaian, semua dilakukan suaminya. Zaenab hanya berpesan dengan menuliskan warna, ukuran dan merk-nya. Lalu Jambur yang membelikan keperluan itu. Dari luar terlihat harmonis rumahtangga Jambur dan Zaenab. Padahal kalau dari segi usia terpaut jauh. Memang sih, Jambur tergolong orang kaya. Sehingga tak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan. Juga kebutuhan Zaenab, semisal harus kursus memasak atau ikut les menjahit. Walaupun semua pelatih-pelatih itu diundang secara private ke rumah.


"Zaenab itu istri yang penurut. Tak pernah macam-macam," puji Munaroh.

"Bisa jadi, semasa hidupnya, suaminya selalu minta dikipasin sebelum tidur. Atau kalau kepanasan," duga teman Munaroh yang masih tidak memahami tindakan Zaenab.

"Zaenab itu istri yang taat pada suami. Mungkin biar suaminya di alam sana tidak kepanasan. Jadi di kuburnya dikipasin," duga yang lain lagi.

"Mungkin juga wasiat suaminya begitu. Minta dikipasin di kuburnya. Sebagai bentuk kesetiaan istri pada suami," kata Munaroh.

Munaroh dan teman-teman yang biasa ngumpul mulai menemukan titik terang tentang alasan Zaenab mengipasi kuburan mendiang suaminya. Tapi mau sampai kapan? Seminggu berlalu, Zaenab masih mengipasi kuburan mendiang suaminya. Tak terlihat tanda-tanda mengendur semangatnya. Sebaliknya Zaenab malah makin semangat. Munaroh dan teman-teman menduga tindakan Zaenab itu akan berakhir di hari ke 10. Dugaan itu meleset. Sampai di hari ke 14, Zaenab masih datang ke kuburan dan mengipasinya.

Bahkan sudah mau sebulan Zaenab tetap mendatangi kubur mendiang suaminya untuk mengipasi. Sekarang masyarakat di dekat komplek yang mulai gelisah melihat tindakan Zaenab. Banyak yang merasa kasihan. Ada juga yang menduga Zaenab mulai stres berat. Mereka mau melarang juga tak enak. Saking tak tahan melihat tindakan Zaenab, Munaroh bersama teman-teman lain mendatangi rumah Zaenab untuk menanyakan tindakan itu. Setidaknya apa hikmah di balik tindakan itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun