Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis dan penulis

Kenikmatan yang diberikan Allah juga ujian.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Keluarga Soemijat (5)

29 Juli 2019   02:59 Diperbarui: 29 Juli 2019   03:09 128
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Nanti Turmilah yang kemudian menghidangkan kepada tamu sekaligus mendampingi Kandra dalam  menerima tamu tersebut. Ibarat sebuh negara, Tini itu sebagai menteri dalam negeri, sedangkan Turmi menteri luar negeri. Kedaulatan di dalam rumah, Turmi memiliki wilayah dari ruang tengah hingga ruang tamu, sedang Tini memiliki kedaulatan dari ruang tengah ke dapur. Batasnya pintu tengah.  Pembagian ini menurut mereka cukup adil. Masing-masing merasa nyaman. Dan yang terpenting keduanya bisa membantu Kandra dalam mengantarkan anak-anak ke masa depan yang lebih cerah.     

Peran Soemijat di rumah juga sangat penting. Soemijat harus bisa menjunjung tinggi dan menghormati kedua ibunya. Harsu bsia bersikap agar Turmi tetap merasa dihormati, dan ibu kandungnay juga tidka meras acemburu dengan kedekatan terhadap Ibu tirinya. Tapi barangkali itu salah stau kelebihan Soemijat. Soemijat snaggup membuat suasana menajdi harmoni. Begitu juga  hubungan dengan adik-adiknya     sangat harmonis.

Soemijat sedapat mungkin menyempatakn untuk pergi bersama untuk sekadar nonton bioskop di Tegal.  Pernah pada suatu hari, Soedarno, Soeharto dan Soemijat bersepeda menuju kota Tegal. Tujuannya untuk menonton bioskop. Film yang diputar pada saat itu film bisu Chalie Chaplin.

Setelah membeli tiket dan masuk ke dalam gedung, Soemijat mengeluh film yang ditontonnya gelap. Tidak terlihat. Hanya bayang -- bayang saja. Sementara  dua adiknya sudah tertawa-tawa melihat aksi Charlie Chaplin yang lucu. Soemijat tidak tahu apa yang menyebabkan  filmnya gelap. Setelah berjalan beberap saat, barulah diketahui, rupanya Soemijat belum melepas kaca mata hitamnya sejak mengendarai sepeda.

"Lha niki sih dereng dicopot (Lha ini sih belum dilepas," kata Soedarno sambil melepaskan kaca mata yang menempel di wajah Soemijat.

" Oh iya, lah rugi film sudah berjalan lama," celetuk Soemijat.

 Cerita film Charle Chaplin memang lucu. Tapi kalah lucu dengan pengalaman Soemijat yang tidak melepas kacamata hitam di dalam bioskop. Mereka keluar masih tertawa mengingat kacamata yang belum dilepas.     Selain jalan bersama untuk nonton bioskop, sesekali mereka pergi ke sungai untuk menjala atau memancing ikan.

Keakraban itu tetap terjaga bahkan ketika masing-masing telah berumahtangga. Soemijat juga sangat dekat dengan adik iparnya yang laki-laki. Soemijat  yang paling rajin mengunjungi saudara-saudaranya. Jarang sekali adik-adiknya mengunjungi Soemijat kakaknya.

 Lebih sering Soemijat yang mengunjungi mereka.  Hampir setiap minggu  Soemijat mempunyai agenda untuk mengunjungi adik-adiknya. Bila hari ini mengunjungi Soeharto, misalnya, maka tiga hari kemudian mengunjungi Soewatni, adik perempuannya.

Lain waktu ke Soedarno yang jaraknya tidak terlalu jauh. Terkadang ke Soekiswo yang juga adik kandungnya. Soemijat mempunyai jadwal khusus untuk mengunjungi adik-adiknya. Soemijat beruntung, semua adik-adiknya dapat hidup layak dan berkecukupan. Semua adik laki-lakinya,  selain berprofesi sebagai dalang, juga menjadi pegawai negeri dan menggarap sawah. Mereka tumbuh dengan ceria.

Mereka juga seperti menggunakan metode sama dalam menjalani kehidupan. Rata-rata ceria dan  jenaka. Ada saja ulah yang mereka buat untuk sekadar menimbulkan lelucon. Yang terkadang bisa melampaui batas. Mirip kisah Seribu Satu Malam, Abu Nawas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun