Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penyambutan Cara Adat dan Dingin Menusuk Kota Soe

6 September 2023   07:57 Diperbarui: 6 September 2023   08:00 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prosesi adat Keluarga Besar Bapa Baunsele menyambut kedatangan Tim Sukamulya Bandung di Kota Soe. Foto: Adrianus Nakbena

Bertemu kembali dalam tulisan perjalanan Tim Sukamulya Bandung di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). (Tulisan sebelumnya klik disini).

Kota Soe Kab. TTS menjadi kota tujuan tim dalam rangkaian pelaksanaaan Kampannye Sekolah Sehat (KSS) program Kejar Mutu Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) tahun 2023.

Udara Kota Soe dingin. Bapa Adrianus Nakbena dari Desa Kauniki Kecamatan Takari, Kabupaten Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur, berkali-kali menyampaikan sejak tim masih berada di Bandung, tim sebaiknya membawa perlengkapan pakaian hangat.

Walau tim terbiasa dengan udara dingin karena daerah asal anggota tim dari Bandung, nota bene sama-sama daerah dingin, tetapi dingin di Kota Soe itu dingin menusuk.

Udara menjadi dingin menusuk, itu dikarenakan Kota Soe merupakan daerah tinggi, suhunya berkisar 14 Derajat Celcius ditambah anginnya berhembus kencang sepanjang waktu.

Bapa Sene Baunsele membawa kendaraan menjamput Bapa Nakbena di rumahnya di Takari.

Singgah sebenter, bincang-bincang, minum kopi, makan jagung manis, dan menikmati sirih pinang.

Bahagia sekali hati ini bisa kembali bertemu Bapa Adrianus Nakbena. Sudah bertahun-tahun tidak bertemu, sejak pertemuan terakhir di Kota Bandung.

Bapa Adrianus Nakbena kini tinggal di Takari bersama istri. Takari tempanya mengasyikan, sunyi, khas sekali suasana pedesaannya.

Rasanya ingin berlama-lama berada di Takari, namun mengingat perjalanan ke Kota Soe perlu memakan waktu dan jarak, tim akhirnya melanjutkan perjalanan.

Dalam perjalanan menuju Kota Soe, Bapa Adrianus Nakbena dan istri turut serta berkendara bersama tim.

Di dalam kendaraan, semua orang seru bercerita. Banyak hal-hal menarik untuk dibahas sehingga bertambahlah wawasan. Selingan humor terlontar diantaranya, membuat suasana bertambah akrab.

Perjalanan dari Takari, menyaksikan pemandangan alam indah seperti sungai, pebukitan dan pepohonan.

Diantara semua itu, ada cerita lebih seru lagi, yaitu tentang "Gunung Pindah". Ya, di Takari ada gunung pindah. Kejadian alam fenomenal di tanah Kupang.

Misterinya belum tersingkap. Sebuah gunung bergeser dari tempat awalnya beberapa jauh ke lokasi lain tanpa terjadi perubahan baik bentuk gunung maupun tetumbuhan di atasnya. 

Gunung pindah hingga menutupi ruas jalan menuju ke Kota Soe. Kendaraan pun jalurnya dialihkan.

Tidak habis pikir menyaksikan fenomena-fenomena itu. Kupang menyimpan banyak sekali cerita unik untuk diketahui.

Tiba di Kota Soe, hampir menjelang malam. Semua keterangan Bapa Adrianus Nakbena diawal, itu betul-betul dirasakan tim.

Setelah kendaraan terparkir di halaman rumah Bapa Baunsele di Kota Soe, tim menemui tuan rumah.

Sudah banyak orang menunggu di rumah Bapa Baunsele.

"Selamat datang di Kota Soe!", ssbuah kalimat nenyambut hangat. Tangan-tangan saling berjabatan, peluk, cium pipi, cium hidung  dan banyak lagi sikap-sikap orang orang dalam perjumpaan itu.

Intinya, suasana begitu akrab dan hangat. Penyambutan itu bermakna dalam sekali.

"Beta, Dextra Piterson Mayok, S.T.!", begitu sebuah suara memperkenalkan diri.

Nama itu sebelumnya sudah pernah tahu, saat tim masih berada di Bandung. Namun bertemu dengan orangnya baru saat itu.

Bapa Dextra Piterson Mayok sudah banyak membantu mempersiapkan kebutuhan acara dan rencana kedatangan tim.

Upaya Bapa Dextra Piterson Mayok, membuat tim mendapat kelancaran hingga tiba di Kota Soe.

Malam itu benar-benar indah. Kota Soe dingin. Tetapi rasa dingin teralihkan karena kehangatan dan kebaikan keluarga Bapa Baunsele.

Kedatangan tim di rumah Bapa Baunsele, disambut dengan cara adat. Suatu prosesi penuh kekhidmatan.

Dalam penyambutan adat, penuh ungkapan-ungkapan nilai dan doa-doa tersampaikan. Pemberian kain adat pun dilakukan kepada seluruh rombongan.

Sungguh luar biasa, Bapa Baunsele menyebutkan bahwa prosesi tersebut untuk menunjukan bahwa semua anggota tim kini sudah menjadi bagian keluarga.

Rasa haru dirasakan saat itu. Bertambah lagi saudara di Tanah Timor.

Usai prosesi, keluarga Bapa Baunsele mempersilahkan tim mencicipi panganan khas Kota Soe. Tim dipersilahkan makan malam, sebelum akhirnya istirahat.

Kebersamaan dalam sebuah keluarga besar di Kota Soe. Malam-malam awal perjumpaan, menyuguhkan kenangan indah.

Terima kasih untuk semua kebaikan saudara-saudara di Kota Soe! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun