Intinya, suasana begitu akrab dan hangat. Penyambutan itu bermakna dalam sekali.
"Beta, Dextra Piterson Mayok, S.T.!", begitu sebuah suara memperkenalkan diri.
Nama itu sebelumnya sudah pernah tahu, saat tim masih berada di Bandung. Namun bertemu dengan orangnya baru saat itu.
Bapa Dextra Piterson Mayok sudah banyak membantu mempersiapkan kebutuhan acara dan rencana kedatangan tim.
Upaya Bapa Dextra Piterson Mayok, membuat tim mendapat kelancaran hingga tiba di Kota Soe.
Malam itu benar-benar indah. Kota Soe dingin. Tetapi rasa dingin teralihkan karena kehangatan dan kebaikan keluarga Bapa Baunsele.
Kedatangan tim di rumah Bapa Baunsele, disambut dengan cara adat. Suatu prosesi penuh kekhidmatan.
Dalam penyambutan adat, penuh ungkapan-ungkapan nilai dan doa-doa tersampaikan. Pemberian kain adat pun dilakukan kepada seluruh rombongan.
Sungguh luar biasa, Bapa Baunsele menyebutkan bahwa prosesi tersebut untuk menunjukan bahwa semua anggota tim kini sudah menjadi bagian keluarga.
Rasa haru dirasakan saat itu. Bertambah lagi saudara di Tanah Timor.
Usai prosesi, keluarga Bapa Baunsele mempersilahkan tim mencicipi panganan khas Kota Soe. Tim dipersilahkan makan malam, sebelum akhirnya istirahat.