Kehati-hatian mereka sehingga tidak melaksakan jual beli, menyusul adanya rencana inspksi mendadak atau sidak petugas mengenai keberadaan produk pakaian impor tersebut.
Cimol dinyatakan ditutup sampai batas waktu tidak ditentukan.
Para pedagang resah menunggu kepastian.
Biasanya, saat menginjak bulan Ramadan, pedagang Cimol sangat antusias berdagang karena momentum puasa ini sering mendapat luapan pembeli, terutama jelang lebaran.
Cimol tutup total, begitu pun hiruk pikuk penunjangnya berhenti pula.
Menanti datangnya kepastian apakah dapat beroperasi atau tidaknya Cimol, menimbulkan gejolak baru di lingkungan masyarakat.
Banyak warga mengaku harus kehilangan pendapatan akibat ruang-ruang usaha tutup.
Petugas berusaha terus meredam gejolak yang muncul.
Aparat RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, Kepolisian, TNI dan beberapa pihak terkait lainnya, terus memantau perkembangan dan terus menginventarisasi setiap gejolak di tengah warga.
Menggantungnya penyelesaian masalah penutupan Cimol, semakin menunjukan kemerosotan kegiatan ekonomi.
Kejayaan Cimol kini terus rontok karena melawan kebijakan pemerintah.