Hal yang sama seperti di dalam negeri. Beberapa kejadian bermotif unsur terorisme, beberapa kelompok ekstrimis mengembangkan teori balon untuk terus menggugah moral para pengikutnya terutama saat perisriwa Poso dalam beberapa waktu kebelakang.
Dalam peristiwa Poso, kelompok radikal mengalami keterdesakan oleh aparat TNI dan Polri.
Sebagian orang ditangkap dan lainnya kabur lalu menempati lokasi lain.
Keberadaan jaringan yang berhasil kabur dari operasi saat di Poso, kemudian mengembangkan aksi di tempat lain.
Mereka mengembangkan aksi di lokasi baru saat lokasi utama teror berhasil dikempiskan.
Hasilnya, beberapa peristiwa teror terjadi di lain tempat di beberapa kota yang ada di Indonesia seperti Surabaya, Surakarta, Jakarta dan beberapa daerah dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian.
Sekali lagi, kejadian di Bandung apakah merujuk kepada praktek lanjutan yang sama?
Besar atau kecilnya sebuah aksi terorisme, tetap harus mampu membangkitkan nilai kewaspadaan diri kita.
Rencana sebuah aksi terorisme itu adakalanya terdeteksi sementara pada bagian lain suka luput dari perhatian aparat terkait.
Dalam hal inilah, sebagai warga negara, selain waspada, kita dapat memposisikan diri untuk saling bahu-membahu mengenal potensi timbulnya aksi terorisme.