Mohon tunggu...
Teguh Ari Prianto
Teguh Ari Prianto Mohon Tunggu... Penulis - -

Kabar Terbaru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Aturan Baru Seragam Siswa, Sekolah dan Ortu Wajib Tahu

21 Oktober 2022   11:18 Diperbarui: 22 Oktober 2022   12:15 15144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya yang bermacam-macam, melahirkan karya busana yang beragam. Kekayaan Indonesia dengan nilai yang sangat tinggi. Cita rasa dan selera berbusana diekspresikan melalui kreasi-kreasi mempeesona hingga kita bisa berucap kagum, inilah Indonesia!

Rasa memiliki terhadap kekayaan budaya bagi siswa adalah dengan memeperkenalkan dan mendekatkan mereka kepada maha karya itu. 

Setelah mereka paham dan dekat, ada lanjutan langkah bagaimana mereka mengenakannya dan melatih merasakan hadirnya empati terhadap busana dari produk budaya mereka sendiri.

Sedari dini, mengenakan pakaian adat daerah harus dibiasakan kepada siswa. Setidaknya siswa mengenal kapan busana itu dipergunakan dalam waktu-waktu utama tertentu. 

Peraturan seragam baju adat, boleh dibilang sebagai usaha sadar mendekatkan siswa kepada hasil kreasi luhur busana dalam balutan adat dan budaya mereka sendiri.

Dalam hal mengenakan seragam baju adat ini, pemerintah memperbolehkan pengaturan penggunaannnya kepada sekolah dalam waktu-waktu tertentu berkaitan dengan kepentingan mengaitkan pemahaman siswa terhadap keberadaan nilai budaya dalam seragam baju adat tersebut.

Berseragam, tentunya merupakan hal sederhana yang bisa kita praktekan sehari-hari. Tetapi, meski ini sederhana, sebetulnya berseragam itu identik dengan upaya kita melakukan usaha pelestarian budaya.

Dalam unsur-unsur budaya, terdapat satu unsur berkaitan dengan sikap individu yang mampu menopang kiprah besar bangsa berbudaya. 

Unsur budaya itu dalam sebutan yakni "Nata Salira". Nata salira, adalah bahasa Sunda terdiri dari kata nata yang artinya melakukan usaha memeperbaiki atau mengatur dan salira yang artinya diri.

Dalam kehidupan budaya Sunda, nata salira memiliki arti bagaimana kita memiliki kemampuan melakukan pengaturan terhadap diri agar mampu menjadi manusia unggul. 

Mengatur atau menata diri dilakukan secara jasmani dan ruhani. Baik berseragam atau berbusana adat, ini menjadi representasi bagaimana kemampuan seseorang terlihat memiliki kemampuan menata diri secara jasmani dan ruhani.    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun